Tips Diversifikasi Investasi agar Terhindar dari Kerugian Besar

Dilsa Ad'ha
5 Feb 2025
5 read

Key Takeaways

  • Diversifikasi investasi bertujuan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keuntungan jangka panjang.
  • Memahami profil risiko pribadi penting sebelum menentukan strategi diversifikasi.
  • Mengalokasikan aset ke berbagai instrumen investasi bisa membantu menjaga kestabilan portofolio.
  • Rebalancing portofolio secara berkala memastikan investasi tetap selaras dengan tujuan keuangan.
  • Diversifikasi sektor dan geografis dapat mengurangi dampak negatif dari kondisi ekonomi tertentu.

Banyak orang berpikir kalau investasi itu hanya tentang mencari keuntungan besar dalam waktu singkat. Padahal, dalam dunia investasi, risiko selalu ada dan nggak bisa dihindari sepenuhnya. Itulah kenapa strategi diversifikasi investasi sangat penting untuk dilakukan.

Diversifikasi investasi adalah teknik membagi dana ke berbagai aset atau instrumen keuangan yang berbeda. Tujuannya? Meminimalkan risiko dan memastikan lo tetap bisa mendapatkan keuntungan meskipun ada aset yang mengalami penurunan nilai.

Pernah dengar pepatah "Jangan taruh semua telur di satu keranjang"? Itu adalah prinsip dasar dari diversifikasi. Kalau lo hanya berinvestasi di satu instrumen, misalnya saham, dan tiba-tiba pasar saham anjlok, keuangan lo bisa terkena dampak besar. Tapi kalau lo juga punya investasi di reksa dana, emas, atau properti, maka potensi kerugiannya bisa lebih terkendali.

Nah, bagaimana cara melakukan diversifikasi investasi dengan benar? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Kenapa Diversifikasi Investasi Itu Penting?

Banyak investor pemula tergoda buat menaruh seluruh dananya ke satu jenis investasi yang sedang naik daun. Misalnya, saat harga saham naik drastis, banyak yang buru-buru membeli tanpa mempertimbangkan risiko. Begitu juga ketika harga emas meroket, banyak yang langsung mengalihkan semua asetnya ke emas tanpa strategi yang matang.

Padahal, diversifikasi adalah salah satu cara paling efektif buat mengurangi risiko kerugian besar. Berikut beberapa alasan kenapa lo perlu menerapkan diversifikasi dalam investasi lo.

1. Mengurangi Risiko Kerugian

Investasi selalu punya risiko, entah itu saham yang harganya bisa turun drastis, properti yang sulit dijual, atau obligasi yang bisa terkena dampak inflasi. Dengan membagi dana ke berbagai instrumen, lo nggak akan kehilangan semuanya sekaligus jika salah satu investasi mengalami penurunan nilai.

Misalnya, kalau lo punya portofolio yang terdiri dari saham, reksa dana, dan emas, saat harga saham anjlok, nilai investasi di emas yang stabil bisa menyeimbangkan kerugian tersebut.

2. Meningkatkan Potensi Keuntungan Jangka Panjang

Diversifikasi memungkinkan lo mendapatkan keuntungan dari berbagai sumber. Meskipun beberapa aset mungkin nggak berkembang dengan cepat, aset lain bisa tetap tumbuh dan memberikan hasil yang optimal.

Misalnya, saat pasar saham turun, harga emas cenderung naik. Kalau lo punya kedua aset ini dalam portofolio lo, maka keuntungan dari emas bisa menutupi kerugian dari saham.

3. Melindungi dari Ketidakpastian Pasar

Nggak ada yang bisa memprediksi dengan pasti bagaimana pasar akan bergerak. Faktor ekonomi global, kebijakan pemerintah, atau bahkan peristiwa tidak terduga bisa memengaruhi performa investasi. Dengan diversifikasi, lo nggak akan terlalu bergantung pada satu instrumen yang bisa saja terpengaruh oleh kondisi tertentu.

Misalnya, jika ekonomi suatu negara mengalami resesi, nilai investasi di sektor properti atau saham lokal bisa menurun. Tapi kalau lo juga punya investasi di instrumen lain seperti obligasi atau saham luar negeri, maka dampaknya bisa lebih terkendali.

4. Mempermudah Rebalancing Portofolio

Rebalancing adalah proses menyesuaikan kembali alokasi investasi agar tetap sesuai dengan tujuan keuangan lo. Kalau lo hanya berinvestasi di satu aset, sulit untuk melakukan penyesuaian ketika pasar berubah.

Tapi kalau lo punya berbagai aset, lo bisa mengalihkan dana dari aset yang sedang naik ke aset yang harganya sedang turun dan berpotensi naik di masa depan. Ini membantu lo tetap berada di jalur investasi yang sehat.

Cara Efektif Melakukan Diversifikasi Investasi

Sekarang lo udah tahu kenapa diversifikasi itu penting. Tapi gimana cara menerapkannya dengan benar? Berikut beberapa strategi yang bisa lo gunakan.

1. Kenali Profil Risiko Lo

Sebelum mulai investasi, penting banget buat memahami seberapa besar risiko yang bisa lo terima. Ada tiga jenis investor berdasarkan profil risiko:

  • Konservatif → lebih suka investasi yang aman dan stabil, seperti deposito atau obligasi.
  • Moderat → bersedia mengambil risiko sedang dengan kombinasi saham, reksa dana, dan emas.
  • Agresif → berani mengambil risiko tinggi dengan investasi saham, kripto, atau properti.

Dengan mengenali profil risiko lo, lo bisa menentukan strategi diversifikasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan lo.

2. Alokasikan Aset ke Berbagai Instrumen

Jangan taruh semua uang di satu tempat! Lo bisa membagi investasi ke beberapa kategori, misalnya:

  • Saham → untuk pertumbuhan jangka panjang.
  • Obligasi → buat pendapatan tetap dan stabil.
  • Reksa Dana → diversifikasi otomatis dengan pengelolaan profesional.
  • Emas → sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.
  • Properti → investasi fisik yang bisa memberikan keuntungan dari kenaikan harga dan penyewaan.

Proporsi pembagian ini bisa disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi lo.

3. Diversifikasi dalam Satu Jenis Investasi

Diversifikasi nggak cuma soal punya banyak jenis aset, tapi juga dalam satu kategori investasi.

Misalnya, kalau lo investasi saham, jangan cuma beli satu perusahaan. Pilih beberapa saham dari sektor yang berbeda, seperti teknologi, perbankan, kesehatan, dan manufaktur. Jadi, kalau satu sektor terkena dampak negatif, sektor lain masih bisa menopang portofolio lo.

Begitu juga dengan reksa dana—cari kombinasi antara reksa dana saham, pendapatan tetap, dan campuran untuk menyeimbangkan risiko.

4. Lakukan Riset Sebelum Berinvestasi

Jangan cuma ikut-ikutan tren atau rekomendasi orang lain. Pastikan lo memahami setiap instrumen investasi yang lo pilih, termasuk kelebihan, kekurangan, dan faktor yang bisa memengaruhi nilai investasinya.

Coba cari tahu:

  • Apakah investasi ini cocok dengan tujuan keuangan lo?
  • Seberapa likuid aset tersebut?
  • Apa saja faktor risiko yang mungkin terjadi?

Dengan riset yang matang, lo bisa menghindari keputusan investasi yang impulsif dan lebih percaya diri dalam membangun portofolio yang sehat.

5. Lakukan Rebalancing Secara Berkala

Pasar selalu berubah, jadi lo perlu mengecek dan menyesuaikan portofolio lo secara rutin. Jika ada aset yang nilainya naik drastis, lo bisa mengalokasikan ke aset lain yang lebih stabil untuk menjaga keseimbangan portofolio.

Misalnya, kalau porsi saham dalam portofolio lo naik dari 50% menjadi 70% karena kenaikan harga, lo bisa menjual sebagian dan memindahkannya ke aset lain yang lebih aman seperti obligasi atau emas.

6. Jangan Lupakan Diversifikasi Geografis

Nggak cuma sektor industri, lo juga bisa melakukan diversifikasi dengan berinvestasi di berbagai negara. Jika ekonomi suatu negara melemah, investasi di negara lain bisa membantu mengurangi dampaknya.

Misalnya, lo bisa membeli saham perusahaan global atau reksa dana yang mencakup pasar luar negeri seperti Amerika Serikat, Eropa, atau negara berkembang lainnya.

Kesimpulan

Diversifikasi investasi bukan hanya tentang menghindari kerugian, tapi juga tentang mengoptimalkan keuntungan dengan strategi yang lebih cerdas. Dengan memahami profil risiko, mengalokasikan aset dengan baik, dan melakukan evaluasi secara rutin, lo bisa membangun portofolio yang lebih stabil dan tahan terhadap perubahan pasar.

Jangan lupa bahwa investasi adalah perjalanan jangka panjang. Lo nggak perlu terburu-buru untuk mendapatkan hasil instan. Fokuslah pada strategi yang sesuai dengan tujuan finansial lo dan terus belajar untuk meningkatkan pemahaman tentang pasar.

Kalau lo tertarik untuk lebih memahami bagaimana cara mengelola keuangan dan investasi dengan lebih bijak, lo bisa ikuti @psychologyoffinanceid untuk mendapatkan insight tentang bagaimana pola pikir yang tepat dapat membantu lo mengambil keputusan keuangan yang lebih baik!

Lo juga bisa dapet guidance yang lebih personal soal gimana mencapai financial freedom melalui life coach. Cek detailnya di satu.bio/curhat-yuk!

FAQ

1. Apa itu diversifikasi investasi?

Diversifikasi investasi adalah strategi membagi dana ke berbagai jenis aset atau instrumen untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keuntungan.

2. Apakah diversifikasi bisa menghilangkan risiko sepenuhnya?

Tidak. Diversifikasi membantu mengurangi risiko, tapi tidak bisa menghilangkannya sepenuhnya. Namun, dengan strategi yang tepat, lo bisa meminimalkan dampak negatif dari fluktuasi pasar.

3. Bagaimana cara menentukan proporsi diversifikasi yang tepat?

Proporsi alokasi investasi tergantung pada profil risiko dan tujuan keuangan lo. Sebagai contoh, investor konservatif mungkin lebih banyak berinvestasi di obligasi dan emas, sedangkan investor agresif bisa lebih fokus ke saham dan aset berisiko tinggi.

4. Seberapa sering harus melakukan rebalancing portofolio?

Idealnya, lakukan rebalancing setiap 6 bulan atau setahun sekali, atau saat ada perubahan besar di pasar yang memengaruhi distribusi aset lo.

5. Apakah investasi di satu sektor tapi beda perusahaan bisa disebut diversifikasi?

Tidak sepenuhnya. Jika lo hanya berinvestasi di saham perusahaan teknologi, misalnya, lo tetap rentan terhadap risiko yang memengaruhi industri teknologi secara keseluruhan. Coba sebarkan investasi ke berbagai sektor seperti perbankan, kesehatan, dan energi.