Kenapa Self-Care Kadang Membuat Gen Z Lebih Boros?

Dilsa Ad'ha
9 Dec 2024
6 read

Key Takeaways

  • Self-care bisa jadi senjata makan tuan kalau nggak dikelola dengan baik
  • Media sosial punya andil besar dalam mendorong perilaku belanja impulsif
  • Ada cara lebih hemat untuk ngerawat kesehatan mental

Gen Z dan self-care udah kaya nasi sama lauk - nggak bisa dipisahin. Tapi lo pernah nggak sih ngerasa guilty setelah ngelakuin self-care? Apalagi pas ngecek saldo rekening yang tiba-tiba menipis. Gue paham banget perasaan itu, dan ternyata banyak banget Gen Z yang ngalamin hal yang sama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh nawadata, generasi kita emang punya kecenderungan untuk lebih menghargai pengalaman dibanding kepemilikan barang. Kita lebih suka ngabisin duit buat nongkrong di cafe hits, traveling, atau kegiatan sosial lainnya. Nggak heran sih, soalnya momen-momen kayak gitu bisa bikin mood kita naik dan stress level turun.

Tapi ada yang lebih mencengangkan nih. Penelitian dari Ajaib nunjukin kalau banyak Gen Z yang tanpa sadar terjebak dalam "doom spending" - pola belanja berlebihan yang dipicu sama stress dan kecemasan. Kita sering banget nganggep shopping therapy sebagai solusi instan buat ngilangin perasaan nggak enak.

Media sosial juga nggak bisa lepas dari fenomena ini. Tiap hari kita di-bombardir sama konten yang isinya gaya hidup mewah dan produk-produk kekinian. FOMO (Fear of Missing Out) bikin kita merasa harus keep up dengan tren terbaru, yang ujung-ujungnya berimbas ke pengeluaran yang nggak terkontrol.

Yang bikin masalah ini makin kompleks, berdasarkan studi dari STIESIA, generasi kita punya kecenderungan konsumtif yang tinggi. Ditambah lagi sama akses ke platform e-commerce yang gampang banget dan berbagai metode pembayaran yang bikin belanja terasa "nggak sakit" - kayak sistem cicilan atau pay later.

Jadi, meskipun self-care itu penting banget buat kesehatan mental kita, kalo nggak dikelola dengan bijak, justru bisa jadi sumber stres baru. Terutama kalo udah nyangkut masalah finansial.

Mau tau gimana caranya tetep bisa ngejalanin self-care tanpa bikin kantong bolong? Atau penasaran sama solusi yang lebih sustainable buat ngerawat kesehatan mental lo? Keep reading, karena gue bakal kasih tau tips-tips yang udah terbukti ampuh dan nggak bikin rekening jebol.

Mengurai Benang Kusut Self-Care dan Keuangan

Di era digital yang serba cepat dan penuh tekanan, self-care menjadi topik hangat di kalangan Gen Z. Namun, seiring dengan popularitasnya, ada tantangan baru yang muncul—yaitu bagaimana mengelola self-care tanpa merusak kondisi finansial. Banyak dari kita, terutama Gen Z, menganggap bahwa self-care harus selalu melibatkan pengeluaran uang, padahal sebenarnya banyak cara untuk merawat diri tanpa harus menguras dompet. Artikel ini akan mengulas bagaimana kita bisa melakukan self-care yang lebih bijak, tanpa membuat kantong bolong.

Faktor yang Membuat Self-Care Bisa Bikin Keuangan Berantakan

Salah satu faktor utama yang membuat self-care menjadi bumerang bagi keuangan adalah pemahaman yang keliru tentang konsep self-care itu sendiri. Banyak dari kita yang menganggap bahwa merawat diri itu harus dengan cara membeli barang-barang mahal, seperti skincare mewah, liburan ke tempat eksklusif, atau menikmati spa yang harganya selangit. Padahal, seperti yang dijelaskan dalam riset Kompasiana, self-care tidak selalu membutuhkan pengeluaran uang, dan bahkan bisa dilakukan dengan cara-cara yang lebih terjangkau.

Di sisi lain, menurut penelitian dari Universitas UNPAM, kurangnya literasi keuangan di kalangan Gen Z juga berkontribusi pada kebiasaan buruk dalam mengelola pengeluaran. Akibatnya, kita sering kali kesulitan membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang hanya keinginan. Ini memicu banyak pembelian impulsif yang sering kali dilakukan atas nama self-care. Misalnya, merasa lelah atau stres lalu membeli barang-barang mahal seperti produk kecantikan atau gadget baru, padahal itu hanya solusi jangka pendek yang justru merugikan keuangan.

Transformasi Self-Care yang Lebih Bijak

Agar self-care bisa berjalan seimbang dengan keuangan yang sehat, kita perlu transformasi cara pandang terhadap self-care itu sendiri. Ada beberapa langkah bijak yang bisa diambil untuk tetap merawat diri tanpa membuat keuangan menjadi berantakan.

1. Evaluasi Ulang Definisi Self-Care

Langkah pertama adalah dengan mengevaluasi apa itu self-care menurut kita. Mulai identifikasi aktivitas self-care yang bisa dilakukan tanpa biaya. Misalnya, melakukan meditasi atau yoga untuk menenangkan pikiran, atau meluangkan waktu untuk beristirahat tanpa harus bepergian jauh. Fokuslah pada manfaat yang didapatkan dari aktivitas tersebut, bukan pada nilai moneternya. Seringkali, aktivitas yang sederhana dan tidak memerlukan biaya justru lebih efektif dalam memberi dampak positif pada kesejahteraan mental kita.

2. Bangun Rutinitas Self-Care yang Sustainable

Bikin jadwal aktivitas self-care yang teratur agar keseimbangan hidup tetap terjaga. Rutinitas ini bisa mencakup aktivitas fisik seperti olahraga ringan, atau hobi yang menenangkan seperti membaca buku atau menulis jurnal. Selain itu, penting untuk menetapkan anggaran khusus untuk kegiatan self-care yang memang membutuhkan biaya, seperti pergi ke spa atau membeli produk perawatan diri. Pastikan anggaran tersebut sesuai dengan kemampuan keuangan agar tidak menambah beban finansial.

3. Manfaatkan Sumber Daya yang Ada

Di era digital ini, banyak sekali sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung self-care tanpa mengeluarkan banyak uang. Misalnya, banyak konten edukatif yang bisa diakses gratis di berbagai platform digital seperti YouTube, podcast, atau blog. Ikuti juga webinar atau workshop dengan harga terjangkau untuk meningkatkan skill atau pengetahuan yang bisa mengurangi stres. Bergabung dengan komunitas yang memiliki minat yang sama juga bisa menjadi cara efektif untuk saling mendukung dan memperkaya pengalaman tanpa harus mengeluarkan uang banyak.

4. Kelola Trigger Pengeluaran

Selain itu, kita juga perlu mengenali trigger pengeluaran yang sering kali dipicu oleh stres atau keinginan untuk ikut tren. Misalnya, saat melihat orang lain berbelanja di media sosial, kita jadi merasa harus membeli barang yang sama. Salah satu cara untuk mengelola pengeluaran ini adalah dengan unfollow akun-akun yang sering memicu FOMO atau keinginan untuk belanja impulsif. Selain itu, matikan juga notifikasi dari aplikasi e-commerce agar lo nggak tergoda untuk beli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Edukasi Finansial: Kunci Self-Care yang Seimbang

Satu hal yang sering kali terlupakan adalah edukasi finansial yang berkelanjutan. Menyadari bahwa pengelolaan keuangan yang bijak berperan besar dalam kesehatan mental kita adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih stabil. Ketika kita tahu bagaimana cara mengelola uang dengan baik, kita akan lebih tenang dan tidak merasa tertekan untuk mengikuti gaya hidup orang lain atau merasa perlu belanja demi memenuhi standar yang tidak realistis.

Untuk itu, penting buat lo yang ingin lebih memahami tentang hubungan antara kondisi mental dan pengelolaan keuangan untuk mencari sumber-sumber yang terpercaya. Salah satunya adalah mengikuti akun-akun seperti @psychologyoffinanceid di Instagram, yang menyediakan banyak insight menarik tentang cara mengelola keuangan dengan lebih cerdas dan mindful.

Kesimpulan

Self-care adalah kebutuhan yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental. Namun, untuk Gen Z, yang sering kali terjebak dalam pola konsumtif, penting untuk memahami bahwa self-care tidak harus selalu melibatkan pengeluaran besar. Dengan merubah pandangan terhadap self-care, membangun rutinitas yang lebih bijak, dan memanfaatkan sumber daya yang ada, kita bisa menjaga kesehatan mental tanpa harus merusak keuangan. Ingat, self-care yang sesungguhnya adalah yang bisa memberi kedamaian tanpa menambah stres karena masalah finansial.

Buat yang masih ragu atau butuh guidance lebih lanjut, Psychology of Finance punya berbagai resource yang bisa bantu lo mengelola keuangan dengan lebih bijak. Jangan lupa follow @psychologyoffinanceid untuk informasi lebih lengkap ya!

Dan kalo lo merasa butuh bantuan profesional untuk mengatasi masalah kesehatan mental, bisa langsung aja hubungi tim Life Consultation Satu Persen di satu.bio/curhat-yuk. Karena kadang, investasi terbaik untuk self-care adalah dengan mencari bantuan yang tepat.

FAQ

Q: Apakah self-care harus selalu melibatkan aktivitas berbayar?

A: Nggak! Ada banyak aktivitas self-care yang bisa dilakukan secara gratis, seperti meditasi, journaling, atau olahraga di rumah.

Q: Gimana cara membedakan self-care yang beneran needed sama yang cuma pembenaran buat belanja?

A: Coba evaluasi dampak jangka panjangnya. Kalo aktivitasnya cuma ngasih kepuasan sesaat dan bikin beban finansial, mungkin itu bukan self-care yang bener.

Q: Berapa budget ideal untuk self-care?

A: Nggak ada angka pasti, tapi pastiin budgetnya masih masuk akal dan nggak ganggu kebutuhan primer lo.

Q: Apa dampak jangka panjang dari self-care yang nggak terkontrol?

A: Selain masalah finansial, self-care yang nggak terkontrol bisa bikin stress baru dan cycle yang nggak sehat dalam pola konsumsi.

Q: Gimana cara mulai ubah kebiasaan self-care yang boros?

A: Mulai dengan bikin list aktivitas self-care alternatif yang lebih hemat, terus coba satu-satu sampe nemuin yang cocok.