Investor Aktif atau Pasif? Cek Mana yang Lebih Menguntungkan

Dilsa Ad'ha
10 Feb 2025
4 read

Key Takeaways

  • Investor aktif sering melakukan jual beli aset untuk mengejar keuntungan jangka pendek dan mengalahkan pasar.
  • Investor pasif lebih memilih strategi "beli dan tahan" dalam jangka panjang tanpa sering melakukan transaksi.
  • Strategi aktif berpotensi menghasilkan keuntungan lebih tinggi, tetapi juga memiliki risiko dan biaya lebih besar.
  • Strategi pasif lebih stabil dan hemat biaya, tetapi bisa kehilangan kesempatan keuntungan dari perubahan pasar.
  • Keduanya bisa dikombinasikan untuk mencapai pertumbuhan aset yang optimal sesuai dengan tujuan investasi.

Saat mulai berinvestasi, lo pasti pernah dengar istilah "investor aktif" dan "investor pasif." Dua strategi ini sering dibandingkan, dan banyak orang bingung mana yang lebih baik buat mereka.

Investor aktif adalah mereka yang selalu memantau pergerakan pasar, menganalisis tren, dan melakukan jual beli aset secara rutin. Tujuan mereka adalah mencari keuntungan cepat dan mengalahkan pasar. Di sisi lain, investor pasif lebih santai. Mereka beli aset dan menahannya dalam jangka panjang, tanpa terlalu peduli dengan fluktuasi harga jangka pendek.

Mana yang lebih menguntungkan? Jawabannya tergantung pada gaya investasi yang paling cocok dengan karakter dan tujuan finansial lo. Sebelum menentukan pilihan, lo perlu tahu lebih dalam soal kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi.

Investor Aktif: Keuntungan Besar, Tapi Risiko Tinggi

Buat lo yang suka tantangan dan punya waktu buat menganalisis pasar, strategi investasi aktif bisa jadi pilihan menarik. Investor aktif sering melakukan transaksi jual beli aset dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga dalam jangka pendek.

1. Keuntungan Investor Aktif

  • Peluang Cuan Lebih Besar
    Investor aktif berusaha mengalahkan pasar dengan memanfaatkan momentum harga. Kalau keputusan lo tepat, potensi keuntungannya bisa jauh lebih tinggi dibandingkan investasi pasif.
  • Fleksibilitas dalam Mengatur Portofolio
    Karena lo terus memantau pasar, lo bisa cepat menyesuaikan strategi kalau ada perubahan kondisi ekonomi. Ini membantu lo menghindari kerugian besar saat pasar turun.
  • Bisa Memanfaatkan Tren dan Sentimen Pasar
    Lo bisa masuk dan keluar dari aset tertentu berdasarkan analisis tren dan berita ekonomi. Ini memungkinkan lo untuk mengambil keuntungan dari volatilitas pasar.

2. Kekurangan Investor Aktif

  • Biaya Transaksi Lebih Besar
    Karena sering jual beli, lo harus siap dengan biaya transaksi yang lebih tinggi, termasuk pajak dan biaya broker.
  • Risiko Kehilangan Modal Lebih Tinggi
    Keputusan yang salah bisa bikin lo rugi besar. Salah satu kesalahan umum adalah melakukan cut loss terlalu cepat atau terlalu lama menahan aset yang merugi.
  • Membutuhkan Waktu dan Keahlian Tinggi
    Lo harus punya pemahaman yang kuat soal analisis pasar, pergerakan harga, dan strategi trading. Selain itu, lo juga harus selalu update dengan berita ekonomi dan kondisi pasar.

Investor Pasif: Santai tapi Tetap Cuan

Kalau lo nggak punya banyak waktu buat memantau pasar atau nggak suka ribet, strategi investasi pasif bisa jadi pilihan yang lebih cocok. Investor pasif cenderung membeli aset dan menahannya dalam jangka panjang, tanpa sering melakukan transaksi.

1. Keuntungan Investor Pasif

  • Biaya Investasi Lebih Rendah
    Karena jarang transaksi, biaya yang lo keluarkan jadi lebih sedikit. Lo nggak perlu bayar biaya broker atau pajak yang tinggi seperti investor aktif.
  • Minim Risiko Kesalahan Emosional
    Banyak investor aktif yang rugi karena terburu-buru mengambil keputusan akibat panik atau serakah. Dengan strategi pasif, lo nggak perlu stres memantau pasar setiap hari.
  • Cocok untuk Jangka Panjang
    Strategi ini bekerja dengan prinsip “beli dan tahan.” Kalau lo sabar, nilai investasi lo bisa berkembang seiring waktu tanpa perlu sering melakukan penyesuaian.

2. Kekurangan Investor Pasif

  • Keuntungan Cenderung Lebih Rendah
    Karena lo nggak aktif memanfaatkan perubahan harga, potensi keuntungan lo mungkin nggak sebesar investor aktif.
  • Opportunity Cost Lebih Besar
    Karena lo jarang menjual aset, ada kemungkinan lo melewatkan peluang investasi yang lebih menguntungkan.
  • Membutuhkan Kesabaran Ekstra
    Lo harus siap melihat investasi lo naik-turun tanpa panik. Dibutuhkan mental kuat buat tetap bertahan dalam kondisi pasar yang bergejolak.

Gabungan Strategi Aktif dan Pasif: Solusi Terbaik?

Nggak harus memilih salah satu, lo bisa menggabungkan strategi aktif dan pasif buat mencapai keseimbangan. Contohnya:

  • Lo bisa mengalokasikan sebagian dana buat investasi pasif di indeks saham atau reksa dana jangka panjang, sementara sebagian lagi buat investasi aktif di saham individu atau aset lain yang lebih volatil.
  • Lo bisa mulai dengan strategi pasif sambil belajar teknik analisis pasar, lalu perlahan mencoba strategi aktif jika merasa sudah siap.

Kesimpulan

Investasi bukan soal ikut-ikutan atau sekadar cari cuan cepat. Yang paling penting adalah memilih strategi yang sesuai dengan kepribadian, waktu, dan tujuan finansial lo.

Kalau lo suka tantangan, punya waktu buat menganalisis pasar, dan siap menghadapi risiko tinggi, strategi aktif bisa jadi pilihan yang menguntungkan. Tapi kalau lo lebih santai, nggak mau ribet mantau harga setiap hari, dan fokus ke pertumbuhan jangka panjang, strategi pasif bisa jadi lebih cocok buat lo.

Atau, lo bisa pakai kombinasi keduanya! Misalnya, investasi sebagian di indeks saham untuk strategi pasif, sambil tetap bermain di saham individu atau aset lain untuk strategi aktif. Dengan cara ini, lo bisa menikmati keuntungan dari kedua pendekatan tanpa mengambil risiko yang terlalu besar.

Yang terpenting, jangan asal pilih strategi tanpa memahami risikonya. Pelajari, pahami, dan sesuaikan dengan tujuan finansial lo.

Mau Lebih Paham Soal Psikologi Investasi? Follow & Subscribe Psychology of Finance!

FAQ

1. Mana yang lebih cocok buat pemula, investasi aktif atau pasif?

Untuk pemula, strategi pasif lebih disarankan karena lebih stabil dan nggak butuh banyak pengalaman. Lo bisa mulai dengan reksa dana indeks atau ETF, lalu belajar lebih dalam sebelum mencoba strategi aktif.

2. Apakah investasi aktif bisa menghasilkan lebih banyak uang?

Bisa, tapi nggak ada jaminan. Investasi aktif punya potensi keuntungan lebih besar, tapi juga lebih berisiko dan membutuhkan banyak waktu serta keahlian. Kalau lo nggak punya strategi yang jelas, lo bisa kehilangan modal dengan cepat.

3. Apakah mungkin menggabungkan strategi aktif dan pasif?

Iya, banyak investor yang mengombinasikan keduanya. Misalnya, mereka punya portofolio pasif untuk jangka panjang dan tetap melakukan trading aktif untuk memanfaatkan peluang jangka pendek.

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan buat investasi pasif menghasilkan keuntungan?

Investasi pasif biasanya bekerja dalam jangka panjang, minimal 5-10 tahun. Kalau lo konsisten menabung dan reinvestasi dividen, hasilnya bisa sangat menguntungkan dalam 10-20 tahun ke depan.