Investasi Bareng Pacar Bisa Jadi Bencana Kalau Abaikan Hal Ini!

Dilsa Ad'ha
14 Feb 2025
6 read

Key Takeaways

  • Menabung atau berinvestasi bersama pasangan bisa membantu membangun kebiasaan finansial yang sehat sebelum menikah.
  • Jika menikah tanpa perjanjian pranikah, aset yang dibeli bersama sebelum menikah tidak dianggap sebagai harta gono-gini.
  • Jika hubungan berakhir sebelum menikah, pembagian aset bisa menjadi rumit, terutama jika aset yang dibeli tidak bisa dibagi secara langsung.
  • Sebelum memutuskan menabung atau investasi bersama, penting untuk memahami konsekuensinya dan membuat kesepakatan yang jelas.

Menabung dan berinvestasi bareng pasangan sering dianggap sebagai langkah yang baik untuk membangun masa depan bersama. Dari satu sisi, ini bisa membantu mengenal kebiasaan finansial masing-masing, melatih kedisiplinan dalam mengatur keuangan, dan membangun komitmen sebelum menikah.

Misalnya, banyak pasangan yang mulai menabung untuk biaya menikah, membeli emas bersama, atau bahkan berinvestasi di instrumen lain seperti saham dan reksa dana. Dengan adanya tujuan finansial bersama, hubungan bisa terasa lebih solid karena keduanya saling belajar tentang pengelolaan keuangan.

Tapi, ada hal yang sering diabaikan: bagaimana kalau hubungan itu berakhir sebelum menikah?

Karena hubungan sebelum pernikahan tidak memiliki ikatan hukum terkait keuangan, menabung atau investasi bersama bisa menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik. Aset yang dibeli patungan bisa jadi sulit dibagi jika terjadi perpisahan. Selain itu, ada risiko kerugian finansial jika salah satu pihak tidak memenuhi komitmennya.

Jadi, sebelum lo memutuskan untuk menabung atau investasi bareng pasangan, ada baiknya untuk memahami aturan hukum dan konsekuensi finansialnya terlebih dahulu.

Apa yang Terjadi dengan Aset Jika Menikah?

Ketika menikah, ada aturan hukum yang mengatur kepemilikan aset dan harta yang dimiliki pasangan. Salah satu hal yang penting untuk dipahami adalah konsep harta bersama dan harta pribadi dalam pernikahan.

Harta Bersama vs. Harta Pribadi

Jika menikah tanpa perjanjian pranikah, maka semua harta dan pendapatan yang diperoleh selama pernikahan akan dianggap sebagai harta bersama.

Harta yang dimiliki sebelum menikah tetap dianggap sebagai harta pribadi, kecuali ada kesepakatan atau bukti bahwa aset tersebut dimiliki bersama.

Bagaimana Jika Sudah Menabung atau Investasi Sebelum Menikah?

Misalnya, jika lo dan pasangan membeli emas sebelum menikah dengan dana patungan, maka aset tersebut tidak bisa otomatis dianggap sebagai harta bersama setelah menikah.

Jika nanti terjadi perceraian, aset tersebut tidak masuk dalam kategori harta gono-gini, karena pembeliannya dilakukan sebelum pernikahan.

Namun, jika emas tersebut dijual atau dialihkan menjadi aset lain setelah menikah, ada kemungkinan bahwa aset penggantinya akan dianggap sebagai harta bersama.

Konsekuensi Jika Ingin Membagi Aset Setelah Menikah

Jika pasangan ingin menjual aset yang dibeli sebelum menikah, misalnya emas, maka keputusan harus disetujui oleh kedua belah pihak. Jika salah satu pihak tidak setuju, maka aset tersebut tidak bisa dijual tanpa persetujuan bersama.

Memahami aturan ini sangat penting agar lo dan pasangan bisa mengelola keuangan dengan lebih baik sebelum dan setelah menikah. Jika memang berencana untuk investasi bersama, ada baiknya mempertimbangkan membuat kesepakatan tertulis agar tidak ada konflik di masa depan.

Bagaimana Jika Hubungan Berakhir?

Salah satu risiko terbesar dari menabung atau investasi bareng pasangan sebelum menikah adalah konsekuensi finansial jika hubungan berakhir.

Pembagian Aset yang Berbentuk Uang atau Emas Pecahan

Jika aset yang dimiliki berupa tabungan atau emas pecahan, pembagiannya bisa dilakukan lebih mudah dengan cara membagi sesuai jumlah kontribusi masing-masing.
Misalnya, jika lo dan pasangan membeli emas pecahan 5 gram masing-masing, maka setiap orang bisa langsung mengambil bagian mereka.

Pembagian Aset yang Tidak Bisa Dibagi Secara Fisik

Jika emas yang dibeli berukuran besar, misalnya satu emas batangan 10 gram, maka satu-satunya solusi adalah menjual emas tersebut dan membagi hasilnya sesuai kesepakatan.
Permasalahan bisa muncul jika harga buyback emas lebih rendah dari harga belinya, sehingga salah satu pihak harus menerima kerugian.

Risiko Kerugian Finansial

Jika aset yang dimiliki mengalami penurunan nilai sebelum dijual, maka kedua belah pihak harus menerima konsekuensi finansial yang ada.
Salah satu pihak mungkin merasa dirugikan, terutama jika kesepakatan awal tidak dibuat dengan jelas.

Bagaimana Jika Salah Satu Pihak Tidak Mau Membagi Aset?

Dalam hubungan yang tidak diatur oleh hukum pernikahan, aset yang dimiliki bersama tetap harus diselesaikan secara kekeluargaan.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk membuat catatan atau perjanjian tertulis sejak awal jika ingin menabung atau berinvestasi bersama sebelum menikah.

Karena risiko-risiko ini, penting untuk lo dan pasangan berpikir matang sebelum memutuskan untuk menabung atau investasi bersama. Jika memang ingin tetap melakukannya, pastikan sudah ada rencana cadangan jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di masa depan.

Menabung dan Investasi Bareng Pasangan, Perlu atau Tidak?

Menabung dan berinvestasi bersama pasangan memang terdengar seperti langkah yang baik untuk membangun masa depan. Namun, sebelum memutuskan untuk melakukannya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan agar tidak menyesal di kemudian hari.

Tentukan Tujuan Keuangan yang Jelas

  • Apakah menabung ini untuk biaya pernikahan, membeli aset, atau investasi jangka panjang?
  • Jika tujuan tidak jelas, ada risiko besar bahwa salah satu pihak bisa merasa dirugikan jika hubungan berakhir.

Gunakan Akun Terpisah atau Akun Bersama

  • Jika menabung untuk tujuan bersama, pertimbangkan untuk menggunakan akun bank bersama yang memiliki transparansi untuk kedua belah pihak.
  • Jika masih ragu, lebih baik menyimpan dana masing-masing di akun pribadi tetapi dengan komitmen kontribusi yang jelas.

Buat Kesepakatan Tertulis

  • Tidak perlu kontrak hukum yang rumit, tetapi cukup buat catatan atau kesepakatan bersama mengenai jumlah kontribusi masing-masing dan bagaimana aset akan dibagi jika hubungan berakhir.
  • Kesepakatan ini bisa menghindari konflik atau kebingungan jika terjadi perpisahan.

Hindari Berinvestasi di Aset yang Sulit Dibagi

  • Pilih instrumen yang mudah dicairkan atau dibagi, seperti tabungan atau emas pecahan kecil.
  • Hindari investasi dalam bentuk properti atau emas batangan besar yang sulit dibagi tanpa dijual terlebih dahulu.

Siapkan Rencana Darurat Jika Hubungan Berakhir

  • Jika hubungan tidak berjalan sesuai harapan, bagaimana cara membagi aset?
  • Apakah ada mekanisme untuk menjual atau menarik kembali kontribusi masing-masing?

Menabung atau berinvestasi bersama pasangan bisa menjadi keputusan finansial yang cerdas jika dilakukan dengan perencanaan yang matang. Namun, tanpa kesepakatan yang jelas, hal ini justru bisa menimbulkan konflik di kemudian hari.

Kesimpulan

Menabung dan berinvestasi bareng pasangan sebelum menikah memang bisa memberikan banyak manfaat, tetapi juga memiliki risiko besar. Sebelum melakukannya, ada beberapa hal yang perlu lo pertimbangkan:

  1. Pastikan tujuan keuangan jelas sebelum memutuskan untuk menabung atau investasi bersama.
  2. Kenali aturan hukum soal kepemilikan aset dalam pernikahan, terutama jika menikah tanpa perjanjian pranikah.
  3. Siapkan strategi pembagian aset jika hubungan berakhir, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
  4. Gunakan instrumen keuangan yang fleksibel, seperti tabungan atau emas pecahan kecil, untuk memudahkan pembagian jika dibutuhkan.
  5. Buat kesepakatan tertulis agar tidak ada kesalahpahaman atau konflik di masa depan.

Jika lo dan pasangan sudah memahami semua risiko dan tetap ingin menabung atau investasi bersama, pastikan untuk melakukannya dengan strategi yang bijak. Dengan perencanaan yang matang, lo bisa membangun kebiasaan finansial yang sehat sekaligus menghindari potensi masalah di kemudian hari.

Ingin lebih paham soal cara mengelola keuangan dengan pasangan?

Kalau lo masih ragu atau bingung soal pengelolaan keuangan dalam hubungan, coba ikuti mentoring Psychology of Finance. Di sini, lo bisa belajar tentang mindset keuangan, bagaimana mengelola uang dengan pasangan, dan cara menghindari konflik finansial.

  • Pelajari cara membangun kebiasaan finansial yang sehat dalam hubungan.
  • Dapatkan strategi terbaik dalam mengelola keuangan bersama pasangan.
  • Pahami risiko dan solusi dalam menabung atau investasi bersama.

Jangan sampai masalah keuangan merusak hubungan. Mulai perjalanan finansial yang lebih sehat dengan Psychology of Finance sekarang!

Kalau lo masih bingung atau butuh perspektif baru dalam mengatur keuangan bersama pasangan, lo bisa coba Life Coaching dari Life Consultation.

FAQ

1. Apakah menabung atau investasi bareng pasangan sebelum menikah aman?

Menabung atau investasi bersama pasangan sebelum menikah bisa aman jika ada kesepakatan yang jelas. Pastikan ada tujuan finansial yang disepakati dan instrumen keuangan yang mudah dibagi jika hubungan berakhir.

2. Apa risiko terbesar dari menabung atau investasi bersama pasangan?

Risiko terbesar adalah pembagian aset jika hubungan berakhir. Jika tidak ada kesepakatan yang jelas sejak awal, salah satu pihak bisa merasa dirugikan, terutama jika aset yang dibeli sulit dibagi, seperti emas batangan besar atau properti.

3. Bagaimana cara membagi tabungan atau investasi jika hubungan berakhir?

  • Jika tabungan atau investasi dalam bentuk uang, bisa dibagi sesuai dengan jumlah kontribusi masing-masing.
  • Jika dalam bentuk emas pecahan kecil, bisa langsung dibagi sesuai kepemilikan.
  • Jika dalam bentuk aset besar seperti emas batangan atau properti, biasanya harus dijual terlebih dahulu agar hasilnya bisa dibagi rata.

4. Apakah harta yang dikumpulkan sebelum menikah otomatis jadi harta bersama setelah menikah?

Tidak. Harta yang dimiliki sebelum menikah tetap dianggap sebagai harta pribadi, kecuali ada kesepakatan atau bukti bahwa aset tersebut dimiliki bersama dan digunakan untuk kepentingan rumah tangga setelah menikah.

5. Bagaimana jika pasangan tidak mau membagi aset setelah putus?

Karena hubungan sebelum menikah tidak diatur dalam hukum pernikahan, penyelesaian biasanya dilakukan secara kekeluargaan. Oleh karena itu, penting untuk membuat kesepakatan tertulis sejak awal untuk menghindari konflik di kemudian hari.

6. Apakah lebih baik menabung sendiri atau bersama pasangan?

Tergantung tujuan dan kesiapan masing-masing. Jika ingin menabung bersama, pastikan ada transparansi dan kesepakatan yang jelas. Jika masih ragu, lebih baik menabung sendiri agar lebih fleksibel dalam mengelola keuangan.