Key Takeaways
- 72-Hour Rule adalah strategi menunggu 72 jam sebelum membeli barang non-esensial
- Metode ini efektif mengurangi belanja impulsif dan memperkuat disiplin finansial
- Dengan menerapkan aturan ini, lo bisa membedakan antara kebutuhan vs keinginan
- Penundaan selama 3 hari memberi waktu untuk berpikir logis, bukan emosional

Jebakan Belanja Impulsif yang Menguras Kantong
Siapa yang nggak pernah ngerasain sensasi pengen banget beli sesuatu saat itu juga? Lo lagi scrolling Instagram, tiba-tiba muncul iklan sepatu yang keren. Atau pas jalan-jalan di mall, mata lo tertuju pada baju yang lagi diskon gede-gedean. Rasanya langsung "harus punya sekarang!"
Tapi tunggu dulu. Gue yakin lo juga pernah ngerasain penyesalan setelah belanja impulsif. Barang yang dibeli cuma dipake sekali, atau bahkan masih terbungkus rapi di lemari. Sementara itu, saldo di rekening makin menipis.
Menurut Psychology of Finance ID, fenomena ini sangat umum terjadi. Keputusan belanja impulsif biasanya didorong oleh emosi sesaat, bukan pertimbangan logis. Akibatnya? Pengeluaran membengkak dan tujuan finansial jadi terhambat.
Nah, di sinilah 72-Hour Rule bisa jadi penyelamat dompet lo.
Dilansir dari Capable Wealth, 72-Hour Rule adalah strategi sederhana yang menyarankan untuk menunggu selama 72 jam (atau 3 hari) sebelum memutuskan membeli barang non-esensial. Prinsipnya simpel: beri waktu pada otak lo untuk beralih dari mode emosional ke mode logis.
Bayangkan: Lo lagi ngeliatin iPhone terbaru di etalase. Spesifikasinya keren, kameranya canggih, dan semua orang di circle lo udah pada punya. Padahal iPhone yang lo pegang sekarang masih berfungsi dengan baik.
Dengan 72-Hour Rule, lo nggak langsung checkout barang tersebut. Lo simpan dulu keinginan itu, tunggu 3 hari, lalu evaluasi ulang. Saat masa tunggu berakhir, seringkali lo akan sadar bahwa itu cuma keinginan sesaat yang dipicu FOMO (Fear of Missing Out).
Yang menarik, Psychology of Finance ID menyebutkan bahwa banyak orang mendapati setelah masa tunggu 72 jam, mereka tidak lagi merasa perlu untuk membeli barang yang awalnya sangat diinginkan. Ini menunjukkan betapa efektifnya metode sederhana ini.
Mengapa Otak Lo Suka Belanja Impulsif?

Sebelum gue jelasin lebih jauh tentang 72-Hour Rule, penting buat lo pahami dulu kenapa kita gampang kebablasan belanja. Psychology of Finance ID menyoroti bahwa belanja impulsif seringkali dipicu oleh dorongan dopamin—hormon yang bikin kita merasa senang dan puas secara instan.
Saat lo melihat barang yang menarik, otak lo langsung merespon dengan bayangan kesenangan yang akan lo dapatkan. Marketing dan iklan sangat jago memanfaatkan mekanisme ini. Diskon besar-besaran, stok terbatas, atau label "limited edition" sengaja dibuat untuk menciptakan urgensi palsu. Hasilnya? Lo merasa harus beli sekarang juga, kalau nggak nyesel seumur hidup!
Tapi setelah barang dibeli, apa yang terjadi? Dopamin itu menghilang, dan lo sering kali ditinggalkan dengan "buyer's remorse" atau penyesalan pasca-belanja.
Nah, 72-Hour Rule bekerja dengan memutus siklus ini. Dengan menunggu 72 jam, lo memberi waktu bagi sistem berpikir rasional di otak untuk mengambil alih dari sistem emosional. Capable Wealth menyebutkan bahwa penundaan ini sangat efektif karena memberikan jarak antara stimulus (melihat barang yang diinginkan) dan respons (membelinya).
Selama masa tunggu 72 jam, lo bisa melakukan hal-hal berikut:
- Mengevaluasi apakah barang tersebut benar-benar diperlukan
- Membandingkan dengan barang serupa yang mungkin sudah lo miliki
- Memeriksa kembali anggaran bulanan
- Mencari alternatif yang lebih terjangkau
- Hasilnya? Keputusan belanja yang jauh lebih bijak dan terencana.
Panduan Praktis Menerapkan 72-Hour Rule
Nah, gimana sih cara nerapin 72-Hour Rule dalam kehidupan sehari-hari? Berikut langkah-langkah praktis yang bisa lo coba:
1. Tentukan Threshold Belanja Lo
Pertama, lo perlu menentukan jenis pembelian yang memerlukan penerapan aturan ini. Nggak semua pembelian perlu ditunda—misalnya kebutuhan pokok seperti makanan atau obat-obatan.
Bisa jadi lo menerapkan 72-Hour Rule untuk:
- Semua barang di atas Rp500.000
- Barang elektronik atau gadget
- Baju dan sepatu yang bukan kebutuhan mendesak
- Barang hobi atau koleksi
2. Bikin Wishlist Belanja
Saat menemukan barang yang lo inginkan, jangan langsung checkout. Simpan dalam wishlist atau catat di aplikasi notes di HP. Psychology of Finance ID menyarankan untuk mencatat detail barang tersebut beserta alasan kenapa lo menginginkannya.
Yang penting, pastikan wishlist ini mudah diakses tapi nggak bikin lo tergoda buat beli sebelum 72 jam berlalu. Beberapa orang bahkan suka menyimpan screenshot barang tersebut untuk direview nanti.
3. Set Timer 72 Jam
Cara simpelnya, lo bisa catat kapan tepatnya lo boleh mempertimbangkan kembali untuk membeli barang tersebut. Misalnya, kalau lo nemuin barang keren hari Senin jam 2 siang, lo baru boleh memutuskan untuk beli pada Kamis jam 2 siang.
Pro tip: Jadwalkan reminder di kalender HP, tapi jangan terlalu sering cek barangnya selama masa tunggu. Ini justru bisa menggoda lo untuk beli sebelum waktunya.
4. Alihkan Perhatian
Selama 72 jam, lakukan aktivitas lain yang produktif. Capable Wealth menyarankan untuk menghindari melihat kembali item tersebut selama masa tunggu. Ini membantu mengurangi godaan untuk segera membeli.
Lo bisa:
- Fokus pada hobi lo yang nggak butuh uang tambahan
- Olahraga atau meditasi
- Belajar skill baru
- Quality time sama teman atau keluarga
5. Evaluasi Setelah 72 Jam Berlalu
Saat timer lo sudah berbunyi, saatnya evaluasi. Tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah gue masih kepikiran dan menginginkan barang ini?
- Apakah barang ini solusi untuk masalah nyata atau cuma keinginan sesaat?
- Apakah ada alternatif yang lebih murah atau lebih bagus?
- Bagaimana dampaknya pada rencana keuangan gue bulan ini?
Banyak orang mendapati bahwa setelah 72 jam, keinginan untuk membeli barang tersebut sudah jauh berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Jika lo masih menginginkannya dan secara finansial memungkinkan, barulah lo boleh membelinya dengan lebih tenang dan tanpa penyesalan.
Mulai Hari Ini, Selamatkan Dompet dengan 72-Hour Rule!

Mengubah kebiasaan belanja memang nggak mudah, tapi juga nggak mustahil. 72-Hour Rule adalah salah satu strategi sederhana tapi powerful yang bisa lo terapkan mulai sekarang juga. Yang keren, lo nggak perlu skill finansial tingkat tinggi untuk mulai menerapkannya.
Bayangkan berapa banyak uang yang bisa lo hemat dalam setahun jika lo berhasil menghindari lima pembelian impulsif senilai Rp1 juta? Itu sudah Rp5 juta yang bisa lo alokasikan untuk hal-hal yang benar-benar penting—entah itu dana darurat, investasi, atau pengalaman yang lebih bermakna seperti traveling.
Psychology of Finance ID mencatat bahwa banyak orang yang konsisten menerapkan aturan ini melaporkan perubahan signifikan tidak hanya pada kondisi keuangan mereka, tapi juga pada mindset mereka secara keseluruhan. Mereka jadi lebih sadar akan pola belanja, lebih bijak mengelola uang, dan lebih puas dengan apa yang mereka miliki.
Salah satu aspek terpenting dari 72-Hour Rule adalah kemampuannya membantu lo membedakan antara kebutuhan vs keinginan. Seperti yang dibahas oleh Capable Wealth, dengan memberi diri lo waktu untuk berpikir, lo bisa lebih jelas membedakan antara apa yang lo butuhkan dan apa yang hanya ingin lo miliki.
Lo mungkin berpikir, "Tapi gimana kalau barangnya lagi diskon atau limited edition?" Nah, ini dia tantangannya. Pemasar sangat jago menciptakan ilusi kelangkaan untuk mendorong lo beli sekarang juga. Tapi percayalah, hampir selalu ada kesempatan lain, diskon lain, atau bahkan barang yang lebih bagus di masa depan.
Penerapan 72-Hour Rule juga bisa jadi langkah awal menuju gaya hidup yang lebih minimalis dan berkelanjutan. Dengan mengurangi konsumsi berlebihan, lo nggak cuma menghemat uang tapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah dan dampak lingkungan.
Jadi, mulai sekarang, sebelum checkout barang di keranjang belanja online atau mengambil barang di rak toko, tanyakan pada diri lo: "Bisakah gue menunggu 72 jam dulu?" Jawabannya hampir selalu "Ya, bisa." Dan dalam banyak kasus, setelah 72 jam berlalu, lo mungkin bahkan sudah lupa sama sekali tentang barang tersebut!
Tertarik untuk belajar lebih banyak tentang psikologi di balik keputusan keuangan dan strategi pengelolaan keuangan lainnya? Follow Instagram Psychology of Finance untuk tips dan insight menarik tentang hubungan antara psikologi dan keuangan. Dengan memahami bagaimana pikiran kita bekerja, kita bisa mengambil keputusan keuangan yang jauh lebih baik.
Jangan lupa juga untuk mengecek platform Satu Persen untuk konten edukatif lainnya yang akan membantu lo mengembangkan life skills penting yang tidak diajarkan di sekolah. Karena mengelola keuangan dengan bijak adalah salah satu skill esensial dalam mencapai kehidupan ideal lo!
FAQ
Apakah 72-Hour Rule berlaku untuk semua jenis pembelian?
Tidak, 72-Hour Rule sebaiknya diterapkan untuk pembelian non-esensial atau barang yang tidak mendesak. Kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, atau kebutuhan mendesak lainnya tidak perlu menunggu 72 jam. Lo perlu tentukan sendiri threshold atau batas harga dan jenis barang yang memerlukan penerapan aturan ini.
Bagaimana jika barang yang gue inginkan sedang diskon besar dan waktunya terbatas?
Ini memang tantangan tersendiri! Tapi ingat, diskon dan promosi "waktu terbatas" adalah strategi marketing yang dirancang untuk menciptakan urgensi palsu. Jika barang tersebut tidak benar-benar lo butuhkan, diskon sebesar apapun tetap bukan penghematan—itu tetap pengeluaran. Coba evaluasi: apakah lo akan membeli barang tersebut jika harganya normal? Jika tidak, mungkin lo sebenarnya tidak benar-benar membutuhkannya.
Apakah 72 jam benar-benar waktu yang ideal? Bagaimana jika gue masih ragu setelah periode tersebut?
Angka 72 jam (3 hari) dipilih karena memberikan waktu yang cukup untuk meredakan dorongan emosional tanpa terlalu lama sehingga masih praktis. Namun, ini bukanlah aturan kaku. Jika setelah 72 jam lo masih ragu, ambil waktu lebih lama. Bahkan, Psychology of Finance ID menyarankan beberapa orang mungkin perlu waktu seminggu untuk keputusan pembelian yang lebih besar.
Bagaimana cara menerapkan 72-Hour Rule untuk pembelian online?
Untuk belanja online, strateginya bisa sedikit berbeda. Lo bisa:
Simpan barang di wishlist atau keranjang belanja tanpa checkout
Screenshot barang dan harganya, lalu tutup aplikasi/websitenya
Blokir notifikasi dari aplikasi belanja selama 72 jam
Gunakan aplikasi pengingat untuk menandai kapan 72 jam telah berlalu
Apakah aturan ini efektif untuk mengurangi utang kartu kredit?
Ya! Banyak orang yang terjebak utang kartu kredit karena pembelian impulsif. Dengan menerapkan 72-Hour Rule, lo bisa signifikan mengurangi penggunaan kartu kredit untuk barang-barang yang tidak esensial, sehingga membantu mengurangi akumulasi utang. Capable Wealth mencatat bahwa aturan ini adalah salah satu strategi efektif untuk memotong pengeluaran tidak perlu.