Generasi Sandwich Wajib Perhatikan Hal Ini Sebelum Pilih Asuransi

Dilsa Ad'ha
10 Feb 2025
5 read

Key Takeaways

  • Generasi sandwich menghadapi tantangan finansial lebih besar karena harus menopang diri sendiri sekaligus keluarga.
  • Tanpa perlindungan finansial, risiko kehilangan tabungan dan aset semakin tinggi jika terjadi musibah tak terduga.
  • Asuransi bisa menjadi solusi, tetapi harus disesuaikan dengan kemampuan finansial agar tidak membebani pengeluaran bulanan.
  • Mengatur prioritas asuransi dengan strategi yang tepat bisa membantu generasi sandwich tetap stabil secara finansial.

Buat lo yang jadi tulang punggung keluarga, pasti udah nggak asing dengan istilah generasi sandwich—posisi di mana lo harus menanggung biaya hidup orang tua dan keluarga inti lo sendiri secara bersamaan. Tantangan finansial yang dihadapi jelas lebih berat dibanding mereka yang hanya menghidupi diri sendiri.

Masalahnya, ketika terjadi kondisi darurat, seperti sakit mendadak atau kehilangan pekerjaan, lo bisa kehilangan tabungan dan aset yang sudah dikumpulkan bertahun-tahun. Bahkan, kalau pencari nafkah utama meninggal dunia tanpa persiapan keuangan yang matang, keluarga bisa jatuh dalam kesulitan ekonomi yang serius.

Di sinilah asuransi berperan. Dengan perlindungan yang tepat, lo bisa memastikan keluarga tetap aman secara finansial meskipun ada kejadian tak terduga. Tapi gimana kalau pengeluaran bulanan lo udah besar dan masih harus mikirin bayar premi asuransi? Tenang, ada cara buat menghemat biaya asuransi tanpa mengorbankan proteksi yang dibutuhkan.

Jangan Buru-Buru! Pastikan Keuangan Lo Siap

Banyak orang langsung beli asuransi karena takut ketinggalan atau karena diajak teman yang jadi agen. Padahal, keputusan ini harus dipikirkan matang-matang biar nggak malah bikin keuangan makin berat.

1. Dana Darurat Dulu, Asuransi Kemudian

Sebelum lo mikirin bayar premi asuransi, pastikan dulu lo udah punya dana darurat yang cukup. Kenapa? Karena ada banyak pengeluaran tak terduga yang mungkin harus lo tanggung sebelum asuransi bisa dipakai.

Idealnya, dana darurat yang aman buat generasi sandwich adalah minimal enam kali lipat pengeluaran bulanan. Kalau belum mencapai angka ini, fokus dulu buat membangun dana darurat sebelum beli asuransi.

2. Jangan Terjebak Asuransi yang Nggak Dibutuhkan

Kadang, kita tergiur buat beli banyak asuransi sekaligus karena ingin proteksi maksimal. Tapi kenyataannya, semakin banyak polis yang lo punya, semakin besar juga biaya yang harus lo bayar tiap bulan.

Fokus dulu pada asuransi yang benar-benar penting buat kondisi lo saat ini, misalnya:

  • Asuransi kesehatan: Wajib punya, minimal BPJS Kesehatan.
  • Asuransi jiwa: Hanya diperlukan jika lo punya tanggungan.
  • Asuransi penyakit kritis: Prioritas kalau ada riwayat penyakit tertentu dalam keluarga.

Jangan beli asuransi cuma karena ikut-ikutan atau takut ketinggalan. Evaluasi dulu apa yang benar-benar lo butuhkan.

Hitung Kebutuhan Proteksi Keluarga dengan Tepat

Setiap keluarga punya kebutuhan proteksi yang berbeda, tergantung pada jumlah tanggungan dan kondisi finansial. Makanya, lo harus melakukan evaluasi sebelum memutuskan asuransi mana yang paling sesuai.

1. Pastikan Semua Anggota Keluarga Punya Perlindungan Dasar

  • BPJS Kesehatan wajib ada buat semua anggota keluarga. Ini solusi termurah dan udah mencakup banyak manfaat kesehatan.
  • Kalau ada dana lebih, tambahkan asuransi kesehatan swasta buat mempercepat akses pengobatan dan menambah perlindungan.
  • Untuk orang tua yang sudah lanjut usia, asuransi penyakit kritis bisa jadi tambahan, tapi sesuaikan dengan kemampuan finansial.

2. Alokasikan Maksimal 15% dari Penghasilan untuk Asuransi

Biar pengeluaran lo tetap seimbang, jangan sampai premi asuransi lebih dari 15% dari total pendapatan bulanan. Kalau lebih dari itu, bisa jadi beban buat keuangan lo sendiri.

Kalau dana terbatas, prioritas utamanya adalah BPJS Kesehatan dan asuransi jiwa buat pencari nafkah utama. Setelah kondisi keuangan membaik, lo bisa upgrade proteksi dengan manfaat tambahan.

Kesimpulan

uat generasi sandwich yang punya banyak tanggungan, asuransi jiwa adalah salah satu bentuk perlindungan terbaik. Kalau sesuatu terjadi pada lo sebagai pencari nafkah, keluarga yang ditinggalkan tetap punya dana untuk bertahan.

Tapi, ada satu kesalahan yang sering terjadi: memilih asuransi jiwa dengan uang pertanggungan terlalu besar, sampai-sampai premi jadi terlalu mahal dan bikin keuangan keteteran.

1. Gunakan Rumus Perhitungan Uang Pertanggungan yang Ideal

Jangan asal pilih jumlah pertanggungan. Ada rumus sederhana yang bisa lo pakai:

Pengeluaran bulanan x 12 / bunga deposito

Misalnya, kalau pengeluaran bulanan keluarga lo Rp10 juta, dan suku bunga deposito sekitar 5% per tahun, maka:

(10.000.000 x 12) / 0,05 = Rp2,4 miliar

Ini berarti, untuk memastikan keluarga tetap punya sumber dana setelah kehilangan pencari nafkah, uang pertanggungan idealnya Rp2,4 miliar. Tapi kalau lo belum mampu bayar premi untuk jumlah ini, mulai dari yang lebih kecil dan upgrade seiring waktu.

2. Pilih Jenis Asuransi Jiwa yang Paling Efektif

Ada beberapa jenis asuransi jiwa, tapi yang paling sesuai buat generasi sandwich biasanya:

  • Asuransi jiwa berjangka (term life): Premi lebih murah dengan pertanggungan tinggi, cocok buat yang ingin perlindungan maksimal dengan biaya minim.
  • Asuransi jiwa seumur hidup (whole life): Bisa jadi tabungan, tapi preminya jauh lebih mahal.

Kalau tujuan utama lo adalah perlindungan buat keluarga, asuransi jiwa berjangka lebih disarankan karena preminya lebih ringan.

Bukan Sekadar Hemat, Tapi Juga Cerdas Mengatur Keuangan

Mengelola keuangan sebagai generasi sandwich itu memang berat, tapi bukan berarti nggak bisa dilakukan. Kuncinya adalah memilih proteksi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial lo saat ini.

Biar lo nggak kewalahan, ini langkah yang bisa lo ambil:

  1. Bangun dana darurat dulu sebelum beli asuransi. Minimal 6 kali pengeluaran bulanan.
  2. Pastikan seluruh keluarga punya BPJS Kesehatan. Ini perlindungan dasar yang wajib dimiliki.
  3. Jangan beli asuransi berlebihan. Fokus pada yang benar-benar penting, seperti asuransi kesehatan dan asuransi jiwa buat pencari nafkah.
  4. Sesuaikan premi dengan penghasilan. Jangan lebih dari 15% pendapatan bulanan biar keuangan tetap stabil.
  5. Mulai dari proteksi yang terjangkau, lalu upgrade seiring kenaikan penghasilan.

Jangan sampai niat melindungi keluarga malah bikin keuangan lo makin berat. Pilih strategi yang cerdas dan tetap prioritaskan keseimbangan antara tabungan, investasi, dan asuransi.

Mau Lebih Paham Cara Kelola Keuangan? Follow & Subscribe Psychology of Finance!

FAQ

1. Apakah BPJS Kesehatan cukup tanpa asuransi swasta?

BPJS Kesehatan sudah mencakup banyak manfaat, tapi proses klaim dan antriannya bisa panjang. Kalau punya dana lebih, lo bisa tambah asuransi swasta biar lebih fleksibel dalam memilih rumah sakit dan mendapat layanan lebih cepat.

2. Bagaimana cara memilih asuransi dengan premi yang paling hemat?

Bandingkan beberapa produk asuransi dan sesuaikan dengan kebutuhan lo. Jangan tergiur manfaat yang nggak lo butuhkan, karena itu bisa bikin premi lebih mahal dari yang seharusnya.

3. Apakah asuransi jiwa wajib buat semua orang?

Nggak wajib buat semua orang. Asuransi jiwa lebih penting buat pencari nafkah yang punya tanggungan. Kalau lo masih single dan nggak punya orang yang bergantung sama penghasilan lo, mungkin belum terlalu diperlukan.

4. Apakah bisa upgrade uang pertanggungan seiring waktu?

Bisa. Kalau kondisi keuangan lo makin stabil, lo bisa tambah jumlah pertanggungan biar perlindungan buat keluarga makin kuat.