Asuransi Unit Link: Investasi atau Jebakan? Ini Jawabannya!

Dilsa Ad'ha
11 Mar 2025
6 read

Key Takeaways:

  • Unit link bukan instrumen investasi murni, tapi produk asuransi dengan elemen investasi.
  • Banyak yang kecewa karena salah paham: berharap keuntungan besar, padahal tujuannya utama adalah proteksi.
  • Kinerja investasi di unit link sangat tergantung pada jenis aset dasar.
  • Unit link berbasis pasar uang atau pendapatan tetap cocok buat proteksi jangka panjang karena risikonya lebih rendah.
  • Penting banget buat paham fungsi dan mekanisme PAYDI biar nggak kecewa di tengah jalan.

Banyak orang—termasuk anak muda—pernah atau sedang ngalamin kekecewaan yang sama: beli produk asuransi yang katanya ada unsur investasinya, tapi setelah beberapa tahun nilai investasinya nggak sesuai ekspektasi. Bahkan, ada yang ngerasa rugi karena dana yang dikumpulin malah kepotong biaya-biaya dan nggak tumbuh signifikan.

Produk itu adalah PAYDI alias Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi, atau yang lebih sering disebut unit link. Buat lo yang belum familiar, PAYDI ini biasanya ditawarkan sebagai solusi dua-in-one: lo dapet proteksi jiwa/kesehatan sekaligus bisa “nabung” dalam bentuk investasi.

Keliatannya praktis dan menarik, kan? Tapi di balik konsep itu, banyak banget miskonsepsi yang bikin orang kecewa.

Pertama, banyak orang ngira kalau unit link = investasi yang bisa kasih cuan besar. Padahal, realitanya unit link bukan didesain buat cari untung investasi. Fokus utama produk ini tetap proteksi.

Artinya, setiap kali lo bayar premi, sebagian dana bakal dipakai buat bayar biaya proteksi, dan sisanya baru diinvestasikan ke instrumen tertentu—misalnya saham, obligasi, atau pasar uang. Dan karena sebagian dana kepakai buat proteksi, ya otomatis nilai investasinya jadi lebih kecil dibanding lo invest langsung ke reksa dana.

Kedua, nilai investasi dalam unit link itu naik-turun, tergantung performa aset yang dipilih. Kalau lo ambil unit link berbasis saham, misalnya, ya harus siap juga sama risiko turun drastis pas market lagi jelek. Dan ini yang sering bikin orang panik atau kecewa karena “kok duit gue malah turun?”.

Tapi… bukan berarti semua unit link itu jelek. Masalahnya justru ada di harapan dan pemahaman awal. Lo beli unit link karena lo pikir itu cara cerdas buat invest, padahal seharusnya lo beli karena butuh proteksi dan butuh alat bantu buat jaga keberlangsungan premi asuransi dalam jangka panjang.

Jadi, supaya nggak kecewa kayak cerita-cerita yang sering lo denger, penting banget buat ngerti dulu apa itu unit link dan gimana seharusnya lo manfaatin produk ini sesuai tujuannya.

Karena di era sekarang, di mana informasi gampang diakses, keputusan finansial lo harus makin matang. Apalagi kalau lo udah mulai ngebangun masa depan—punya penghasilan sendiri, mikir buat proteksi kesehatan, atau bahkan ngebuat rencana jangka panjang.

Banyak yang Salah Paham, Padahal Ini Fungsi Sebenarnya

Salah satu alasan kenapa banyak orang kecewa setelah beli unit link adalah karena mereka punya ekspektasi yang keliru. Lo mungkin pernah denger cerita kayak:

“Katanya bisa dapet hasil investasi, tapi saldo gue malah minus.”
“Udah bayar bertahun-tahun, tapi nilai tunainya kecil banget.”
“Agen bilang ini investasi, tapi ternyata buat bayar asuransi doang.”

Nah, justru di sinilah letak permasalahannya: unit link itu bukan produk investasi murni. Ini produk asuransi yang punya fitur tambahan berupa investasi. Jadi, tujuan utama produk ini tetap buat proteksi diri lo—baik itu kesehatan maupun jiwa.

Kalau lo pengin investasi buat dapet keuntungan optimal, lo bisa pertimbangin instrumen lain seperti reksa dana, saham, atau emas. Tapi kalau lo pengin punya proteksi dan sekaligus nyiapin dana jangka panjang dalam satu paket, baru deh unit link bisa jadi pilihan.

Analoginya kayak gini: lo beli nasi box yang isinya nasi (proteksi) dan lauk (investasi). Jangan kaget kalau porsinya lebih banyak nasinya, karena itu memang tujuan utamanya. Jadi, kalau lo cuma fokus ke lauknya (investasinya), ya pasti kecewa.

Yang sering dilupakan juga adalah biaya-biaya yang ada dalam PAYDI. Biaya administrasi, akuisisi, asuransi, hingga pengelolaan investasi bakal dipotong dari premi yang lo bayarkan. Itu sebabnya, nilai tunai lo bisa kecil di awal-awal tahun polis.

Cara Menggunakan PAYDI dengan Bijak

Biar nggak jadi korban salah paham lagi, ini beberapa cara buat lo yang mau atau udah punya unit link:

1. Tentukan Tujuan Utama Lo

Sebelum beli, tanya ke diri sendiri: lo butuh asuransi atau pengin investasi?

Kalau jawabannya lo pengin dua-duanya tapi lebih fokus ke proteksi, PAYDI bisa cocok. Tapi kalau lo cuma pengin cari untung, mending langsung ke produk investasi murni aja.

Unit link punya berbagai pilihan aset dasar:

  • Unit link saham: Risiko tinggi, potensi imbal hasil tinggi, cocok untuk jangka panjang (10 tahun ke atas).
  • Unit link pendapatan tetap: Risiko moderat, cocok buat yang pengin pertumbuhan stabil.
  • Unit link pasar uang: Risiko rendah, pertumbuhan lebih lambat tapi relatif stabil.

Kalau lo nggak mau nilai investasi lo anjlok saat market turun, unit link berbasis pasar uang atau pendapatan tetap lebih aman.

3. Pantau dan Revisi Secara Berkala

Banyak yang mikir, “Udah deh, gue bayar premi aja rutin. Nanti juga naik sendiri.” Padahal, lo juga perlu review performa investasi lo secara berkala. Beberapa produk unit link bisa switching (ganti alokasi aset) kalau market lagi nggak kondusif.

Lo bisa diskusiin sama agen atau konsultan finansial yang terpercaya soal portofolio lo sekarang. Jangan males baca polis atau laporan tahunan, karena dari situ lo bisa tahu ke mana arah dana lo berjalan.

4. Jangan Anggap Ini ATM

Unit link emang punya fitur nilai tunai yang bisa dicairkan. Tapi lo jangan anggap ini kayak tabungan yang bisa lo tarik kapan aja. Cairin dana unit link terlalu sering bisa ganggu keberlangsungan proteksi dan bikin polis lo lapse (berakhir).

5. Cari Edukasi Tambahan

Kalau lo masih bingung atau takut kejebak produk keuangan yang nggak sesuai kebutuhan, ada baiknya lo cari pemahaman dulu. Misalnya, lo bisa mulai dari konten-konten Psychology of Finance dari Satu Persen.

Di sana, lo nggak cuma belajar soal produk finansial, tapi juga cara mikir, pola konsumsi, dan mindset lo terhadap uang. Edukasi yang kaya gini penting banget biar lo nggak mudah kejebak janji manis marketing.

Dan buat lo yang pengin lebih personal, lo juga bisa ikut mentoring bareng mentor Satu Persen buat bahas kondisi lo secara spesifik—mulai dari perencanaan keuangan, pengelolaan stres, sampai nentuin tujuan hidup.

Kesimpulan

Setiap orang punya kebutuhan dan tujuan finansial yang berbeda. Dan itu artinya, gak semua produk cocok buat semua orang—termasuk unit link.

Kalau lo masih kuliah, baru mulai kerja, atau masih di tahap membangun stabilitas finansial, lo mungkin belum butuh proteksi sekompleks PAYDI. Tapi buat yang udah punya tanggungan, penghasilan tetap, dan pengin ada perlindungan jangka panjang, produk ini bisa jadi opsi—dengan catatan lo tahu betul mekanismenya.

Yang paling penting, lo perlu paham: unit link bukan jalan pintas buat jadi kaya. Ini bukan alat buat cuan cepat. Ini adalah produk jangka panjang yang lebih cocok buat orang yang butuh proteksi, tapi juga gak mau uang preminya “hangus” begitu aja.

Dan ingat, kalau lo berhenti di tengah jalan atau sering tarik dana investasinya, itu bisa mengganggu sistem proteksi yang sebenarnya jadi fungsi utama dari produk ini.

Jadi, sebelum beli, coba refleksiin dulu:

  • Tujuan utama gue beli ini buat apa?
  • Apakah gue udah punya dana darurat dan kebutuhan dasar lainnya terpenuhi?
  • Gue udah cukup ngerti belum soal cara kerja produk ini?

Kalau lo bisa jawab tiga pertanyaan itu dengan jujur, lo udah satu langkah lebih bijak dibanding kebanyakan orang yang asal tanda tangan polis karena diajak teman atau takut dibilang gak peduli masa depan.

Unit link bisa jadi alat bantu finansial yang efektif—kalau dipakai dengan cara yang tepat. Tapi kalau lo beli cuma karena ikut-ikutan atau tergoda janji manis return tinggi, lo bisa kecewa di tengah jalan.

Makanya, penting banget buat lo ngerti konsep dasarnya sebelum ambil keputusan besar.

Kalau lo pengin belajar lebih lanjut tentang cara berpikir soal uang dan produk keuangan lainnya, lo bisa follow dan subscribe konten Psychology of Finance. Di situ, lo bakal dapet insight psikologi, mindset keuangan, dan panduan realistis buat hidup yang lebih terarah secara finansial.

Dan kalau lo pengin ngobrol lebih personal soal keputusan finansial lo, lo juga bisa daftar layanan Life Coaching di Satu Persen. Lo bisa dapet pendampingan buat bikin keputusan yang lebih selaras dengan kondisi dan tujuan lo sendiri.

Karena di akhir hari, keputusan finansial itu bukan soal ikut tren. Tapi soal ngerti apa yang lo butuhin.

FAQ

1. Unit link itu lebih baik dari reksa dana atau tidak?
Beda fungsi. Reksa dana murni buat investasi, sementara unit link adalah kombinasi proteksi + investasi. Kalau lo butuh proteksi jangka panjang, unit link bisa jadi opsi. Tapi kalau tujuan lo adalah return, reksa dana bisa lebih cocok.

2. Kenapa nilai investasi unit link gue gak naik-naik?
Karena sebagian dana lo dipakai untuk bayar biaya proteksi dan pengelolaan. Selain itu, kinerja investasi sangat tergantung pada kondisi pasar dan jenis aset yang lo pilih.

3. Bisa gak unit link buat dana pensiun?
Bisa, tapi sebaiknya bukan satu-satunya. Untuk dana pensiun, ada pilihan lain seperti DPLK atau investasi jangka panjang yang bisa lo kombinasikan dengan unit link untuk proteksi tambahan.

4. Kalau gue gak punya penghasilan tetap, mending beli unit link gak?
Gak disarankan. Karena unit link butuh komitmen pembayaran rutin. Kalau lo belum punya penghasilan tetap, lebih baik bangun dana darurat dan belajar investasi dulu dengan produk yang lebih fleksibel.

5. Gimana kalau gue udah terlanjur punya unit link dan merasa gak cocok?
Lo bisa konsultasiin ke agen atau minta second opinion ke financial planner. Jangan langsung tutup polis, karena bisa ada konsekuensi finansial. Coba pertimbangin opsi seperti switching atau pengaturan ulang alokasi aset.