Apa yang Membuat Gen Z Rentan Terjebak Utang?

Dilsa Ad'ha
22 Nov 2024
5 read

Key Takeaways

  1. Gen Z sering terjebak utang karena gaya hidup konsumtif dan literasi keuangan yang rendah.
  2. Faktor seperti FOMO, YOLO, dan ketergantungan pada paylater memperparah risiko utang.
  3. Perencanaan keuangan yang baik dan edukasi finansial adalah kunci untuk menghindari jeratan utang.

Generasi Z, yang lahir di tengah kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi, ternyata menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan keuangan. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena Gen Z yang terjebak utang, terutama utang pinjaman online (pinjol), semakin marak. Fenomena ini gak cuma bikin khawatir, tapi juga jadi alarm buat Lo buat mulai lebih bijak mengatur keuangan.

Ada beberapa alasan utama kenapa Gen Z rentan terjebak dalam siklus utang. Dari gaya hidup hingga kurangnya edukasi, setiap faktor memberikan dampak yang cukup besar.

1. Gaya Hidup Konsumtif: Tren yang Menggoda

Gaya hidup konsumtif jadi salah satu penyebab utama. Gen Z dikenal sebagai generasi yang senang mencoba hal baru, terutama barang-barang atau pengalaman yang sedang tren. Godaan ini sering kali bikin mereka mengambil pinjaman untuk memenuhi keinginan yang sebetulnya gak mendesak.

Contoh kasus:

Mengikuti tren gadget terbaru atau fashion hype yang muncul di media sosial sering bikin mereka memprioritaskan belanja dibandingkan menabung. Akibatnya, pinjaman online pun jadi solusi instan yang menggiurkan.

2. FOMO: Takut Ketinggalan Tren

FOMO atau Fear of Missing Out adalah masalah nyata buat Gen Z. Rasa takut ketinggalan atau gak relevan di lingkaran pertemanan mendorong mereka buat bikin keputusan finansial yang kurang bijak. Akhirnya, banyak dari mereka yang rela berutang demi barang atau pengalaman yang dianggap bikin mereka tetap "in."

3. YOLO: Hidup Sekali, Kenapa Gak?

Sikap YOLO (You Only Live Once) sering kali jadi alasan buat pengeluaran impulsif. Mereka berpikir bahwa hidup harus dinikmati sekarang, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. Padahal, prinsip ini bisa jadi bumerang kalau lo gak punya strategi keuangan yang matang.

4. Literasi Keuangan yang Rendah

Banyak Gen Z yang belum benar-benar paham soal pengelolaan keuangan. Mulai dari pentingnya menabung, investasi, hingga risiko dari utang berbunga tinggi, semua ini sering diabaikan karena kurangnya edukasi keuangan yang diterima sejak dini. Akibatnya, keputusan finansial yang diambil sering gak berdasarkan pemahaman yang cukup.

5. Ketergantungan pada Paylater dan Kartu Kredit

Layanan paylater memang memudahkan, tapi juga bisa menjerumuskan kalau digunakan tanpa perhitungan. Sering kali, tagihan paylater dan kartu kredit terasa ringan di awal, tapi perlahan jadi beban yang berat karena bunga atau biaya keterlambatan.

6. Pendapatan yang Tidak Stabil

Sebagian besar Gen Z terlibat dalam pekerjaan di sektor gig economy. Dengan pendapatan yang sering kali gak tetap, mereka lebih rentan mengalami masalah keuangan. Ketidakpastian ini bikin mereka mengandalkan pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari.

Bagaimana Menghindari Jeratan Utang?

Setelah memahami faktor-faktor yang bikin generasi Z rentan terjebak utang, sekarang saatnya kita bahas langkah-langkah praktis supaya lo bisa menghindari masalah ini. Jangan khawatir, solusi ini gak rumit dan bisa langsung lo terapkan sehari-hari.

1. Prioritaskan Edukasi Keuangan

Langkah pertama yang harus lo ambil adalah belajar tentang literasi keuangan. Banyak banget sumber belajar yang gratis, seperti artikel, webinar, atau video di platform seperti YouTube. Dengan memahami konsep dasar seperti menabung, investasi, dan bunga, lo bisa bikin keputusan finansial yang lebih baik.

Tips belajar keuangan:

  • Ikuti akun-akun edukasi keuangan di media sosial.
  • Gunakan aplikasi budgeting untuk mencatat pengeluaran.
  • Ikut kelas online tentang literasi finansial.

2. Hindari Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif sering kali bikin lo kehilangan kontrol atas pengeluaran. Solusinya, coba lebih selektif dan bijak dalam belanja. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, dan pastikan lo selalu mengutamakan kebutuhan dulu sebelum memanjakan keinginan.

Langkah sederhana:

  • Bikin daftar belanja sebelum ke toko atau belanja online.
  • Gunakan metode 24 jam sebelum memutuskan membeli barang yang tidak mendesak.

3. Kurangi Ketergantungan pada Paylater

Paylater memang terlihat menggiurkan karena lo bisa membeli barang tanpa membayar langsung. Tapi, lo harus sadar bahwa ini adalah bentuk utang. Selalu periksa bunga dan biaya tambahan sebelum memutuskan menggunakan layanan ini.

Tips menggunakan paylater dengan bijak:

  • Gunakan hanya untuk kebutuhan mendesak, bukan gaya hidup.
  • Jangan pernah mengambil lebih dari satu layanan paylater sekaligus.

4. Buat Anggaran Bulanan

Anggaran adalah cara paling efektif buat memastikan lo gak boros. Dengan anggaran, lo bisa tahu persis ke mana uang lo pergi dan bisa mengalokasikan sebagian untuk tabungan atau investasi.

Panduan membuat anggaran:

  • Gunakan aturan 50-30-20: 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan/investasi.
  • Tetapkan limit untuk pengeluaran hiburan supaya lo gak terlalu boros.

5. Mulai Menabung dan Investasi

Menabung adalah langkah awal buat membangun keuangan yang sehat. Setelah menabung, pertimbangkan untuk mulai investasi kecil-kecilan. Ini gak cuma bikin uang lo berkembang, tapi juga ngasih lo pengalaman belajar tentang cara mengelola keuangan.

Contoh investasi untuk pemula:

  • Reksa dana dengan modal kecil.
  • Emas digital yang bisa dibeli mulai dari Rp10.000.

6. Cari Alternatif Pendapatan

Kalau lo merasa penghasilan lo dari pekerjaan utama belum cukup, coba cari alternatif lain. Banyak peluang di era digital, seperti jualan online, freelance, atau bikin konten di media sosial.

Manfaatnya:

  • Lo bisa punya dana tambahan tanpa harus bergantung pada pinjaman.
  • Lo lebih siap menghadapi kebutuhan darurat.

Dengan langkah-langkah ini, lo bisa menghindari jeratan utang sekaligus mulai membangun kebiasaan keuangan yang sehat. Masih ada tips menarik lain untuk mengelola keuangan? Lanjut baca, yuk!

Kesimpulan

Meskipun Gen Z menghadapi banyak godaan dan tantangan keuangan, bukan berarti lo harus menyerah atau terjebak dalam siklus utang. Dengan memahami faktor-faktor seperti gaya hidup konsumtif, FOMO, hingga rendahnya literasi keuangan, lo bisa mulai mengambil langkah-langkah kecil tapi berdampak besar untuk masa depan.

Mulailah dengan memperbaiki kebiasaan sehari-hari, seperti bikin anggaran, mengurangi penggunaan paylater, dan menambah wawasan tentang literasi finansial. Gak cuma itu, mencari peluang pendapatan tambahan juga bisa bikin keuangan lo lebih stabil. Ingat, keputusan kecil yang lo buat hari ini bisa membawa perubahan besar untuk masa depan lo.

Kalau lo butuh panduan lebih lanjut tentang cara mengelola keuangan dengan baik, cek program Psychology of Finance. Di sana, lo bisa dapetin wawasan mendalam tentang investasi, budgeting, hingga menghindari utang. Yuk, follow akun Instagram kami di @psychologyoffinanceid untuk dapetin tips finansial lainnya!

FAQ

1. Apa cara terbaik untuk memulai literasi keuangan?

Lo bisa mulai dengan ikut webinar, baca artikel edukasi, atau download aplikasi pengelola keuangan. Banyak sumber gratis yang bisa lo akses, seperti YouTube atau blog finansial.

2. Bagaimana cara menghindari FOMO dalam pengeluaran?

Cobalah untuk lebih fokus pada kebutuhan pribadi daripada mengikuti tren. Latih diri untuk menunda pembelian sampai lo benar-benar yakin barang tersebut penting dan sesuai anggaran.

3. Apakah paylater aman untuk digunakan?

Paylater aman selama lo menggunakannya dengan bijak. Hindari penggunaan untuk barang yang gak penting, dan pastikan lo bisa melunasi tagihannya sebelum jatuh tempo.

4. Apa investasi yang cocok untuk pemula di Gen Z?

Reksa dana dan emas digital adalah pilihan yang baik untuk pemula karena risikonya relatif rendah dan modalnya kecil. Pastikan lo memahami cara kerja investasi sebelum mulai.

5. Bagaimana cara mencari pendapatan tambahan?

lo bisa coba freelance, jualan online, atau bikin konten digital sesuai minat dan keahlian. Era digital memberikan banyak peluang untuk menghasilkan uang tambahan.