Key Takeaways:
- Anak muda sekarang makin sadar soal pentingnya punya aset, salah satunya lewat perhiasan emas.
- Perhiasan emas, khususnya cincin kawin, tetap jadi item yang dicari, bahkan di luar musim pernikahan.
- Media sosial punya peran besar dalam meningkatkan permintaan dan memperluas jangkauan toko emas lokal.
- Ada pergeseran pola pikir: emas bukan cuma aksesori, tapi bagian dari perencanaan finansial dan identitas.
- Gaya hidup konsumtif bisa dibarengi mindset investasi lewat produk yang punya nilai jangka panjang.

Dulu, kalau ngomongin emas, mungkin kesannya cuma buat ibu-ibu atau orang tua yang doyan simpan aset. Tapi sekarang? Nggak gitu lagi.
Anak muda zaman sekarang udah makin melek finansial. Mereka bukan cuma mikirin gaya atau tren, tapi juga nyari cara buat punya aset yang jelas nilainya. Dan salah satu yang paling populer? Emas—terutama dalam bentuk perhiasan.
Salah satu yang paling rame dicari? Cincin kawin. Nggak heran sih, karena nikah emang momen penting banget. Tapi yang menarik, permintaan cincin ini sekarang nggak kenal musim. Nggak harus nunggu musim nikah, banyak yang udah pesan dari jauh-jauh hari—bahkan pas bulan puasa, mereka udah PO buat bulan-bulan berikutnya.
Selain karena kebutuhan pribadi, pengaruh media sosial juga nggak bisa diremehkan. Banyak toko yang sekarang aktif di Instagram, dan dari sana, pembeli bisa ngelihat model cincin, tanya-tanya lewat DM, sampai akhirnya janjian buat ke toko langsung. Marketing-nya udah beradaptasi banget sama pola belanja anak muda yang digital-savvy.
Tapi yang bikin topik ini makin menarik adalah pergeseran mindset. Emas bukan cuma dianggap sebagai simbol kemewahan, tapi juga identitas dan perencanaan hidup. Banyak dari mereka yang beli bukan karena ikut-ikutan, tapi karena memang pengin punya sesuatu yang tahan lama, punya nilai, dan bisa diwariskan.
Apakah ini berarti semua anak muda udah paham literasi finansial? Belum tentu. Tapi tren ini ngasih harapan bahwa banyak yang mulai belajar. Mulai ngelirik hal-hal yang bukan cuma estetik, tapi juga strategik.
Buat lo yang lagi mikir soal nikah, investasi, atau sekadar pengin ngerti cara atur uang lebih baik, lo juga bisa mulai eksplor topik Psychology of Finance dari Satu Persen. Kita bakal bahas lebih dalam gimana cara lo ngerti pola keuangan lo sendiri—biar belanja emas lo bukan cuma gaya, tapi juga langkah cerdas buat masa depan.

Perhiasan Emas Bukan Sekadar Gaya, Tapi Strategi
Kalau lo pikir beli emas cuma buat gaya, lo perlu tahu bahwa sekarang perhiasan emas udah jadi bagian dari strategi keuangan dan kehidupan anak muda. Kenapa bisa gitu?
Karena emas punya nilai ganda. Di satu sisi, dia bisa jadi aksesoris yang estetik dan punya makna emosional (kayak cincin kawin, kalung hadiah, dan lain-lain). Tapi di sisi lain, emas juga punya nilai intrinsik yang stabil dan bahkan bisa naik seiring waktu.
Itu kenapa banyak anak muda sekarang mulai milih beli emas daripada sekadar ngabisin uang buat barang-barang yang nilainya langsung turun. Dan tren ini makin kuat karena didukung oleh digitalisasi.
Toko emas sekarang nggak cuma nunggu pengunjung datang ke toko fisik. Mereka aktif banget di media sosial—dari postingan model perhiasan di Instagram, sampai transaksi via WhatsApp. Bahkan ada toko yang bilang, pembeli dari luar Jakarta bisa tau produk mereka cuma dari DM IG.
Buat lo yang udah terbiasa belanja lewat online, ini jelas jadi nilai plus. Nggak harus datang dulu ke toko buat liat-liat. Lo bisa scroll, tanya-tanya, terus janjian ke toko kalau udah siap transaksi atau ukur jari. Proses yang lebih simple dan sesuai sama kebiasaan anak muda sekarang yang serba cepat dan efisien.
Dan yang paling keren? Permintaan perhiasan, terutama cincin nikah, sekarang stabil sepanjang tahun. Artinya, gaya hidup dan rencana jangka panjang udah makin nyatu. Lo beli bukan cuma karena pengen tampil kece pas kondangan, tapi karena lo udah mikirin pernikahan, atau bahkan sekadar simpan aset buat masa depan.

Tips Memilih Perhiasan Emas yang Cuan dan Bermakna
Oke, jadi kalau lo mulai tertarik ikut tren ini, atau malah udah pernah beli tapi pengen lebih strategis, berikut beberapa tips dari gue:
1. Pilih Jenis Emas yang Sesuai Tujuan Lo
Kalau lo beli buat gaya dan momen spesial (kayak nikah atau hadiah), perhiasan emas bisa jadi pilihan. Tapi kalau lo mikir soal nilai investasi jangka panjang, logam mulia atau emas batangan mungkin lebih cocok.
2. Cari Desain yang Timeless
Model emas yang terlalu tren bisa cepet kelihatan “ketinggalan zaman”. Kalau lo pengen pakai jangka panjang atau bahkan diwariskan, pilih desain yang klasik dan elegan. Selain itu, harga jual ulangnya juga bisa lebih stabil.
3. Bandingin Harga dan Kadar Emas
Jangan cuma lihat bentuknya, tapi cek juga kadar karat (misal 22K vs 24K) dan harga per gramnya. Toko yang transparan biasanya bakal ngasih info ini secara terbuka.
4. Beli di Tempat Terpercaya
Cari toko yang punya reputasi bagus, dan kalau bisa, yang aktif di media sosial atau punya banyak ulasan positif. Lo juga bisa cek apakah mereka kasih sertifikat keaslian emas atau nggak.
5. Pertimbangkan Buyback Policy
Kalau lo suatu hari butuh uang dan mau jual emasnya lagi, penting buat tau apakah tokonya punya kebijakan buyback atau nggak. Ini bikin lo lebih tenang saat beli.
6. Kenali Pola Belanja Lo Sendiri
Jangan karena semua orang beli emas, lo jadi ikut-ikutan tanpa mikir. Pahami dulu kebiasaan dan kondisi finansial lo. Di kelas Psychology of Finance, lo bisa belajar gimana cara ngatur prioritas keuangan berdasarkan kepribadian lo sendiri.
Di zaman sekarang, beli emas itu bisa jadi cara keren buat nunjukin identitas, tapi juga bikin lo makin dewasa dalam mikirin masa depan. Kalau lo penasaran gimana perhiasan emas bisa jadi bagian dari life planning lo, stay tune di bagian terakhir.
Kesimpulan
Beli perhiasan emas sekarang udah bukan sekadar ikut-ikutan tren atau buat kelihatan keren di Instagram. Di balik setiap transaksi emas yang dilakukan anak muda hari ini, ada cara pandang baru tentang nilai, makna, dan bahkan identitas diri.
Ketika lo beli cincin emas buat pasangan, misalnya, itu bukan cuma soal bentuk atau harga. Itu tentang komitmen, perencanaan masa depan, dan keinginan buat ngasih sesuatu yang bertahan. Dan ketika lo mutusin buat investasi di emas batangan atau logam mulia, itu artinya lo udah mulai mikir tentang kestabilan, keamanan, dan kesiapan menghadapi ketidakpastian.
Tapi penting juga diinget: beli emas tetap harus sesuai kapasitas lo. Jangan sampai karena pengen punya cincin yang ‘Instagramable’, lo malah maksa finansial lo sendiri sampai tekor atau ngutang.
Di sinilah pentingnya edukasi finansial yang relevan buat anak muda. Gaya hidup boleh mengikuti zaman, tapi cara ngelola uang tetap butuh kesadaran dan strategi. Satu Persen, lewat program edukasi seperti Psychology of Finance, ngajarin lo bukan cuma soal teori uang, tapi gimana uang itu berkaitan sama cara lo mikir, ngerasa, dan hidup.
Kita percaya, anak muda punya potensi besar buat jadi generasi yang bukan cuma sukses secara materi, tapi juga sehat secara emosional dan bijak secara finansial. Dan semua itu dimulai dari kesadaran kecil—kayak mikirin kenapa lo beli emas, buat apa, dan bagaimana itu bisa masuk dalam perencanaan hidup lo.
Kalau lo lagi di fase nyiapin nikah, pengen punya aset pertama, atau sekadar mulai belajar tentang cara atur duit, lo bisa banget mulai eksplor konten Psychology of Finance. Di sana, lo bakal nemuin insight yang relevan, aplikatif, dan sesuai banget sama gaya hidup lo sekarang.
Dan kalau lo pengen tau lebih dalam tentang gimana mengenal diri sendiri, membangun kebiasaan finansial yang sehat, atau bahkan punya perencanaan karier dan hubungan yang lebih jelas, lo bisa juga ikutan Life Coaching bareng mentor dari Life Consultation.
Karena percaya deh, perhiasan emas paling berharga itu bukan cuma yang lo pake di jari. Tapi juga yang lo bangun dalam hidup lo sendiri—perlahan, konsisten, dan penuh kesadaran.
FAQ
1. Apa anak muda harus mulai investasi emas?
Nggak harus, tapi bisa banget jadi opsi awal yang aman dan mudah. Emas punya nilai jangka panjang dan cocok buat lo yang baru mulai belajar soal investasi.
2. Perhiasan emas bisa dianggap sebagai aset juga nggak?
Bisa, tapi nilai jualnya bisa dipengaruhi oleh desain dan biaya pembuatan. Jadi kalau lo beli buat aset, pertimbangkan juga logam mulia.
3. Apa emas lebih baik daripada tabungan?
Dua-duanya punya fungsi yang berbeda. Tabungan cocok buat kebutuhan jangka pendek atau dana darurat, emas lebih cocok buat lindung nilai jangka menengah hingga panjang.
4. Boleh nggak beli emas meski belum punya penghasilan tetap?
Boleh aja, asalkan bukan dari utang dan lo udah punya dana prioritas lain kayak kebutuhan pokok dan darurat.
5. Gimana cara tau kalau toko emas itu terpercaya?
Lihat review, reputasi, dan apakah mereka kasih informasi transparan soal kadar emas, sertifikat, dan kebijakan buyback. Media sosial juga bisa jadi alat bantu buat nilai kredibilitas mereka.