7 Alasan Psikologis yang Bikin Investasi Lo Gagal Total

Dilsa Ad'ha
4 Sep 2024
5 read

Key Takeaways:

  • Investasi nggak cuma soal angka, tapi juga psikologi
  • Emosi kayak serakah dan takut bisa bikin investasi lo ancur
  • Belajar mengenali dan mengendalikan faktor psikologis penting banget buat sukses investasi

Lo udah pernah nggak sih ngerasa frustrasi karena investasi lo nggak sesuai ekspektasi? Atau malah udah sampe rugi gede? Tenang, lo nggak sendirian. Banyak investor pemula yang mengalami hal yang sama. Tapi, tau nggak sih kalau seringkali kegagalan investasi itu bukan cuma karena faktor eksternal, tapi juga karena faktor psikologis dari diri kita sendiri?

Gue tau, lo pasti udah belajar banyak tentang analisis fundamental, teknikal, dan segala macam strategi investasi. Tapi, ada satu aspek yang sering banget dilupain, yaitu psikologi investasi. Nah, di artikel ini, gue bakal ngebahas 7 alasan psikologis yang bisa bikin investasi lo gagal total. Siapa tau dengan tau hal ini, lo bisa lebih aware dan bisa menghindari jebakan-jebakan psikologis yang sering bikin investor kejedot.

Pertama-tama, yuk kita bahas dua musuh utama dalam investasi: serakah dan takut. Dua emosi ini emang kayak Tom and Jerry, selalu ada dan bikin kita pusing. Serakah itu kayak kita nggak pernah puas dengan keuntungan yang udah didapet. Kita selalu pengen lebih, lebih, dan lebih lagi. Akibatnya? Kita jadi lupa sama risiko dan terus-terusan ambil keputusan yang berisiko tinggi. Ujung-ujungnya? Bisa-bisa portfolio investasi kita hancur lebur.

Di sisi lain, rasa takut yang berlebihan juga nggak kalah bahaya. Bayangin aja, lo udah beli saham dengan rencana investasi jangka panjang. Tapi begitu harganya turun dikit, lo langsung panik dan jual. Padahal, fluktuasi harga itu hal yang wajar dalam investasi. Kalau lo terlalu gampang takut, bisa-bisa lo nggak pernah bisa menikmati keuntungan jangka panjang dari investasi lo.

Nah, selain dua emosi tadi, ada juga yang namanya "sindrom get evenitis". Kedengerannya kayak penyakit ya? Emang bener, ini tuh semacam penyakit mental dalam investasi. Maksudnya, kita nggak mau terima kenyataan kalau investasi kita rugi. Jadinya, kita terus-terusan cari cara buat balik modal, bahkan sampai ambil keputusan yang nggak masuk akal. Padahal, kadang-kadang cut loss itu perlu loh, daripada kita terus-terusan tenggelam dalam kerugian yang makin besar.

Terus, lo pernah nggak sih ngerasa bingung karena kebanyakan informasi? Di zaman sekarang, informasi tuh kayak air bah, dateng dari mana-mana. Nah, masalahnya, nggak semua informasi itu berkualitas atau relevan buat investasi kita. Kalau kita nggak bisa filter informasi dengan baik, bisa-bisa kita malah jadi bingung sendiri dan ambil keputusan yang salah.

Kenapa Sih Kita Gampang Kena Jebakan Psikologis Pas Investasi?

Nah, sekarang kita udah tau nih beberapa jebakan psikologis yang sering bikin investasi kita berantakan. Tapi, kenapa sih kita gampang banget kena jebakan-jebakan ini? Jawabannya simpel: karena kita manusia, bukan robot. Kita punya emosi, dan kadang-kadang emosi ini bisa mengambil alih logika kita.

Coba deh bayangin, lo baru aja beli saham dan tiba-tiba harganya naik 20% dalam sehari. Enak banget kan rasanya? Nah, di sinilah biasanya kita mulai lupa diri. Kita merasa jadi trader handal dan mulai mikir, "Wah, kalau gue beli lebih banyak lagi, pasti untungnya makin gede!" Padahal, kenaikan harga yang terlalu cepat itu justru bisa jadi tanda bahaya loh.

Atau sebaliknya, pas harga saham turun, kita langsung panik dan mikir yang enggak-enggak. "Aduh, jangan-jangan perusahaan ini mau bangkrut nih!" Padahal, fluktuasi harga itu hal yang normal dalam investasi. Nah, di sinilah pentingnya punya psikologi yang matang dalam berinvestasi.

Menurut penelitian dari berbagai sumber yang gue baca, banyak investor pemula yang nggak memperhatikan faktor psikologis ini. Mereka cuma fokus sama analisis teknikal dan fundamental, tapi lupa kalau emosi juga punya peran besar dalam pengambilan keputusan investasi. Akibatnya? Yah, bisa ditebak lah ya.

Gimana Cara Ngatasin Jebakan Psikologis Ini?

Okay, sekarang kita udah tau nih apa aja jebakan psikologisnya dan kenapa kita gampang kena. Pertanyaan selanjutnya: gimana cara ngatasinnya? Tenang, gue punya beberapa tips nih buat lo!

Bikin Rencana Investasi yang Jelas

Sebelum mulai investasi, lo harus punya rencana yang jelas. Tentuin tujuan investasi lo, berapa lama lo mau invest, dan berapa risiko yang sanggup lo tanggung. Dengan punya rencana yang jelas, lo bakal lebih gampang ngontrol emosi pas ada gejolak di pasar.

Edukasi Diri Terus-menerus

Belajar itu nggak ada habisnya, apalagi soal investasi. Semakin banyak lo tau, semakin bijak keputusan yang bisa lo ambil. Jangan cuma belajar soal analisis teknikal dan fundamental aja, tapi juga belajar soal psikologi investasi.

Jangan Terlalu Bergantung sama Orang Lain

Emang sih, dapet rekomendasi dari temen atau influencer investasi itu enak. Tapi ingat, keputusan akhir tetap ada di tangan lo. Jangan asal ikut-ikutan aja, tapi selalu lakukan riset sendiri sebelum ambil keputusan.

Latih Disiplin Diri

Ini mungkin yang paling susah, tapi juga paling penting. Lo harus bisa disiplin untuk stick sama rencana investasi yang udah lo buat. Jangan gampang tergoda sama iming-iming keuntungan besar yang belum pasti.

Gunain Stop Loss

Stop loss itu kayak rem darurat dalam investasi. Ini bisa bantu lo buat nggak terlalu emosional dan ngejaga kerugian tetap dalam batas yang lo sanggup.

Nah, itu dia beberapa cara buat ngatasin jebakan psikologis dalam investasi. Inget ya, investasi yang sukses itu bukan cuma soal pinter-pinteran analisis, tapi juga soal gimana kita bisa ngontrol emosi kita sendiri.

Kesimpulan

Nah, sekarang lo udah tau nih berbagai jebakan psikologis yang bisa bikin investasi lo berantakan, plus cara-cara buat ngatasinnya. Tapi inget ya, semua ini nggak ada gunanya kalau lo nggak mulai praktekin dari sekarang. Membangun mental investor yang tangguh itu prosesnya nggak instan, butuh latihan dan konsistensi.

Mulai dari hal kecil deh. Misalnya, coba deh bikin jurnal investasi. Di jurnal ini, lo bisa catat semua keputusan investasi yang lo ambil, alasan di baliknya, dan perasaan lo saat itu. Nanti, pas lo review lagi, lo bisa liat pola-pola emosi yang sering muncul dan pengaruhnya ke keputusan investasi lo.

Terus, jangan lupa juga buat selalu update pengetahuan lo tentang investasi. Baca buku, ikutin webinar, atau gabung komunitas investor. Semakin banyak lo belajar, semakin bijak keputusan yang bisa lo ambil. Plus, dengan punya komunitas, lo bisa sharing pengalaman dan saling support satu sama lain.

Yang paling penting, jangan takut buat mulai. Banyak orang yang udah tau teorinya, tapi nggak berani praktek karena takut salah. Padahal, justru dari kesalahan itulah kita bisa belajar dan jadi investor yang lebih baik.

Inget ya, nggak ada investor yang sukses tanpa pernah mengalami kegagalan. Yang bikin mereka beda adalah gimana mereka belajar dari kegagalan itu dan terus maju. Jadi, jangan terlalu keras sama diri sendiri kalau sesekali ambil keputusan yang kurang tepat. Yang penting, lo belajar dari pengalaman itu dan jadi lebih baik ke depannya.

Nah, buat lo yang pengen lebih dalem lagi belajar tentang psikologi investasi, yuk follow dan subscribe Psychology of Finance! Di sana, lo bakal dapet banyak insight menarik tentang hubungan antara psikologi dan keuangan. Dijamin deh, pemahaman lo soal investasi bakal makin komprehensif!

FAQ

Apa itu bias psikologi dalam investasi?
Bias psikologi dalam investasi adalah kecenderungan untuk membuat keputusan berdasarkan emosi atau prasangka, bukan berdasarkan analisis objektif. Ini bisa termasuk terlalu percaya diri, mengikuti tren tanpa analisis, atau terlalu takut mengambil risiko.

Gimana cara mengatasi rasa takut saat investasi?
Cara mengatasi rasa takut saat investasi antara lain dengan edukasi diri, membuat rencana investasi yang jelas, diversifikasi portfolio, dan mulai dengan jumlah kecil untuk membangun kepercayaan diri.

Apakah emosi selalu buruk dalam investasi?
Nggak selalu. Emosi bisa jadi sinyal penting, tapi kita perlu belajar untuk nggak membiarkan emosi mengambil alih keputusan investasi kita. Yang penting adalah keseimbangan antara analisis rasional dan intuisi.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun mental investor yang kuat?
Nggak ada waktu pasti, karena ini proses yang berkelanjutan. Tapi dengan konsistensi dan pembelajaran terus-menerus, lo bisa mulai lihat perubahan dalam beberapa bulan.

Apakah ada tools yang bisa bantu mengelola psikologi investasi?
Ada beberapa tools yang bisa bantu, seperti aplikasi pencatat mood investasi, simulator trading untuk latihan tanpa risiko nyata, atau fitur stop loss otomatis di platform trading. Tapi inget, tools ini cuma pembantu, yang utama tetap diri lo sendiri.