Key Takeaways:
- Memahami kesalahan umum budgeting yang sering dilakukan Gen Z
- Mengetahui dampak jangka panjang dari manajemen keuangan yang buruk
- Mendapatkan solusi praktis untuk mengelola keuangan dengan lebih baik
Gue yakin lo pasti pernah mengalami situasi di mana gaji yang baru aja masuk ke rekening tiba-tiba udah ludes dalam hitungan hari. Atau bahkan sebelum gajian berikutnya, lo udah kebingungan gimana cara bertahan hidup sampai akhir bulan. Tenang, lo nggak sendirian. Sebagai generasi yang baru memasuki dunia kerja, kita Gen Z memang sering kali menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan.
Berdasarkan data dari berbagai sumber, banyak Gen Z yang mengalami kesulitan finansial karena kebiasaan budgeting yang kurang tepat. Bahkan, beberapa di antara kita mungkin nggak sadar kalau kebiasaan sehari-hari yang kita anggap normal sebenernya bisa jadi bumerang buat kesehatan finansial kita di masa depan.
Nah, dalam artikel ini, gue bakal ngebahas enam kesalahan budgeting yang sering banget dilakuin sama Gen Z. Lebih penting lagi, gue juga bakal kasih tau gimana cara menghindari kesalahan-kesalahan ini supaya lo bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Kenapa Lo Perlu Merencanakan Keuangan dengan Matang?
Sebagai Gen Z, kita sering banget denger istilah "hidup untuk hari ini" atau "treat yourself". Mungkin kedengarannya keren dan bebas, tapi kenyataannya, kebiasaan itu bisa jadi jebakan finansial yang gak disadari. Gue pernah ngobrol sama temen yang kerja di perusahaan fintech, dan dia bilang kalau sebagian besar masalah keuangan yang dihadapi Gen Z sebenarnya berakar dari kurangnya perencanaan keuangan yang matang.
Banyak di antara kita yang cenderung fokus pada kepuasan sesaat, tanpa mikirin dampaknya di masa depan. Coba deh hitung, seberapa sering lo menghabiskan gaji untuk nongkrong di cafe hits, beli barang-barang branded, atau langganan platform streaming yang sebenarnya jarang lo pakai? Gue gak bilang lo gak boleh menikmati hidup, tapi kalau kebiasaan ini jadi pola, bisa-bisa keuangan lo terganggu. Padahal, perencanaan keuangan yang baik itu penting banget supaya lo bisa menjalani hidup nyaman di masa depan, tanpa harus khawatir kehabisan uang atau terjebak hutang.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kebiasaan finansial kita? Berikut beberapa cara yang bisa lo coba.
6 Cara Memperbaiki Kebiasaan Budgeting Lo
1. Bikin Anggaran yang Realistis
Langkah pertama yang perlu lo ambil adalah membuat anggaran yang realistis. Set target pengeluaran bulanan yang masuk akal dan pastikan semua kebutuhan lo tercakup. Cobalah untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran—baik itu yang besar maupun kecil. Lo bisa pake aplikasi atau metode manual, yang penting konsisten. Setelah itu, evaluasi anggaran setiap bulan. Apakah ada pengeluaran yang bisa dikurangi? Apakah ada yang gak penting yang bisa dihindari? Ini adalah langkah pertama untuk memastikan uang lo gak terbuang sia-sia.
2. Prioritaskan Kebutuhan Esensial
Salah satu kebiasaan buruk yang sering kita lakukan adalah membedakan kebutuhan dan keinginan. Banyak dari kita yang sering membeli barang atau melakukan kegiatan yang sebenarnya gak begitu penting, hanya karena keinginan atau karena pengaruh lingkungan. Cobalah untuk alokasikan minimal 50% gaji untuk kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan tempat tinggal. Sisa uangnya baru bisa dipakai untuk keinginan atau hiburan. Hindari juga pembelian impulsif yang bisa ngerusak anggaran lo. Kalau ada barang yang lo pengen beli, coba tunda selama 24 jam dan lihat apakah lo masih merasa perlu setelah waktu itu.
3. Kurangi Ketergantungan pada Paylater
Teknologi memang memudahkan banyak hal, tapi jangan sampai teknologi malah bikin lo terjebak dalam utang. Banyak dari kita yang suka beli barang dengan menggunakan paylater atau kartu kredit, padahal itu cuma mengundang masalah di kemudian hari. Batasi penggunaan paylater hanya untuk barang-barang yang bener-bener lo butuhin, dan pastikan lo bayar tagihan tepat waktu. Jangan pake paylater untuk barang-barang non-esensial yang bisa lo tunda pembeliannya. Ingat, bayar dengan uang yang ada, bukan dengan uang yang belum tentu lo punya.
4. Stop Doom Spending
Doom spending adalah kebiasaan belanja berlebihan, biasanya dipicu oleh stres, emosi, atau bahkan rasa bosan. Coba deh identifikasi trigger atau penyebab yang bikin lo jadi suka belanja berlebihan. Apakah karena stres kerja, atau karena lo lagi ngerasa down? Cobalah untuk mencari alternatif kegiatan untuk mengatasi stres, seperti olahraga atau hobi lainnya. Terapkan aturan 24 jam sebelum membeli barang. Ini artinya, kalau lo merasa pengen beli sesuatu, tunda dulu selama 24 jam untuk mikir ulang apakah itu benar-benar perlu.
5. Siapkan Dana Darurat
Salah satu langkah penting yang sering terlupakan adalah menyiapkan dana darurat. Idealnya, lo harus menyisihkan minimal 10% gaji setiap bulan untuk dana darurat. Dana darurat ini sangat penting untuk mengatasi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau keadaan darurat lainnya. Cobalah untuk mengumpulkan 3-6 bulan gaji sebagai dana darurat dan simpan di rekening terpisah agar gak tergoda untuk dipakai. Dengan adanya dana darurat, lo bisa lebih tenang dalam menghadapi masa depan tanpa harus bergantung pada utang.
6. Buat Rencana Keuangan Jangka Panjang
Selain merencanakan anggaran bulanan, lo juga perlu memiliki rencana keuangan jangka panjang. Tentukan goals finansial yang jelas, seperti beli rumah, pendidikan anak, atau pensiun. Setelah itu, buat rencana bagaimana cara mencapainya. Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan masa depan finansial adalah dengan mulai investasi sedini mungkin. Bahkan meskipun jumlahnya kecil, yang penting adalah konsistensi. Selain itu, lakukan review dan update rencana keuangan secara berkala agar tetap sesuai dengan perubahan kondisi dan tujuan hidup lo.
Kesimpulan
Sebagai Gen Z, kita mungkin merasa waktu masih panjang dan banyak yang belum kita pikirkan. Namun, semakin cepat lo mulai merencanakan keuangan dengan matang, semakin besar kemungkinan lo untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan. Dengan langkah-langkah sederhana seperti membuat anggaran realistis, mengutamakan kebutuhan, mengurangi utang konsumtif, dan menyiapkan dana darurat, lo bisa mulai membangun fondasi keuangan yang kuat.
Jadi, jangan tunda lagi! Mulai rencanakan keuangan lo dari sekarang, dan nikmati hasilnya nanti di masa depan. Ingat, keuangan yang sehat dimulai dengan kebiasaan yang baik hari ini!
Sekarang lo udah tau apa aja kesalahan budgeting yang sering dilakuin sama Gen Z dan gimana cara mengatasinnya. Tapi knowing doang nggak cukup - lo harus mulai action! Gue saranin untuk mulai dengan langkah-langkah kecil yang bisa lo lakuin hari ini juga.
Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan adalah dengan terus belajar dari para ahli. Nah, buat lo yang pengen dapet wawasan lebih dalam soal keuangan dan investasi, yuk follow Instagram @psychologyoffinanceid! Di sana, lo bakal dapet insight menarik tentang psikologi dan perilaku dalam mengelola keuangan, plus tips-tips praktis yang bisa langsung lo terapin.
Dan buat lo yang pengen lebih serius dalam urusan keuangan, Satu Persen juga punya layanan konsultasi yang bisa bantu lo bikin rencana keuangan yang lebih matang. Kunjungi satu.bio/curhat-yuk untuk jadwalin sesi konsultasi lo!
FAQ
Q: Berapa persen dari gaji yang sebaiknya ditabung?
A: Idealnya, terapkan aturan 50/30/20 - 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan minimal 20% untuk tabungan dan investasi.
Q: Apakah paylater selalu buruk?
A: Nggak selalu. Yang penting adalah gimana cara lo menggunakannya dengan bijak dan memastikan bisa bayar tepat waktu.
Q: Kapan waktu yang tepat untuk mulai investasi?
A: Semakin cepat semakin baik! Lo bisa mulai dengan nominal kecil dan tingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan.
Q: Gimana cara menghindari belanja impulsif?
A: Terapkan aturan 24 jam sebelum membeli barang non-esensial. Ini memberi waktu untuk berpikir apakah barang tersebut benar-benar diperlukan.
Q: Apa yang harus dilakukan kalau udah terlanjur punya utang?
A: Pertama, stop nambah utang baru. Kedua, buat daftar semua utang dan prioritaskan pembayaran berdasarkan bunga tertinggi. Ketiga, bikin rencana pelunasan yang realistis.